
Asap mengepul dari kota Kobane yang penduduknya mayoritas orang Kurdi.
Pertempuran berlangsung semalaman di sekitar perbatasan kota Kobane, Suriah, dengan laporan bahwa pasukan Kurdi melancarkan serangan terhadap kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Serangan ini dilakukan menyusul adanya serangan udara terus menerus dari phak koalisi yang dipimpin Amerika Serikat yang menargetkan posisi kelompok ekstremis di kota itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Staffan de Mistura mengatakan kepada BBC bahwa jatuhnya Kobane akan menjadi "pembantaian dan tragedi kemanusiaan".
Turki semakin ditekan untuk melakukan lebih banyak untuk membantu pasukan Kurdi bertempur di Kobane.
Setidaknya 12 orang terbunuh dalam protes yang dilakukan oleh Kurdi di Turki pada hari Selasa (07/10) mengenai kurangnya dukungan militer Turki.
Paling tidak 400 orang meninggal dalam peperangan di Kobane, dengan 160.000 orang Suriah melarikan diri ke perbatasan Turki.
'Kurdi makin berani'
Pada hari Selasa (07/10), pasukan Kurdi mengatakan kepada wartawan BBC di perbatasan Turki-Suriah bahwa mereka melancarkan operasi melawan para petempur ISIS yang sudah memulai penyerangan ke kota itu pada bulan September.
Wartawan BBC mengisyaratkan bahwa kini pasukan Kurdi merasa semakin berani setelah menyaksikan bahwa serangan udara yang dilakukan pasukan koalisi memang membuat keadaan berubah untuk pertama kalinya.