Uniknya, acara bakar sate ini dilakukan ibu-ibu sambil berjoget dengan iringan musik dangdut. Tak seperti biasanya, Jalan Gajah Mada di depan kantor Walikota Mojokerto dipadati ratusan ibu-ibu dengan kostum warna-warni.
Sekitar 500 meter jalan protokol di Kota Onde-onde ini ditutup total sejak pukul 13.00 Wib. Sebanyak 60 kelompok ibu-ibu dari PKK, SKPD, kelompok pengajian, Dharma Wanita se Kota Mojokerto berbaris di sepanjang jalan untuk mengikuti lomba bakar sate gratis ini.
Setiap kelompok yang terdiri dari 5-7 wanita itu bersiap dengan tungku pembakar sate dan kipas kayu yang dihias dengan berbagai pernak-pernik Idul Adha. Meski bergumul dengan asap bakaran sate, ibu-ibu ini diwajibkan memakai kostum yang unik sesuai kelompok masing-masing.
"Kita berupaya membangun kebersamaan dan kepedulian warga Mojokerto di hari raya Idul Adha ini dengan makan sate bersama anak yatim dan kaum dhuafa," ucap Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus kepada wartawan disela acara bakar sate bertema Pesta Gizi ini.
Lomba bakar sate kali ini dilakukan dengan cara yang unik. Dengan iringan musik dangdut, ratusan ibu-ibu pun bergoyang di sekitar tungku pembakar sate mereka. Sedikitnya 1.800 tusuk sate dibakar secara serentak diiringi kibasan kipas kayu yang mengikuti irama musik.
"Usai lomba ini, kita berharap ibu-ibu bisa membuat sate dengan cita rasa unik, nikmat dan berkualitas, agar Kota Mojokerto menjadi tujuan wisata kuliner bagi penikmat sate," imbuh Mas'ud.
Selain itu, sebanyak 3.000 anak yatim dan kaum dhuafa turut ambil bagian dalam acara tahunan ini. Dengan wajah penuh suka cita, anak-anak yang bernasib kurang beruntung ini menyantap sate sapi kurban yang disiapkan panitia.
Tak tanggung-tanggung, 10 ekor sapi kurban dari Pemkot Mojokerto disembelih untuk bakar sate gratis ini. Selain untuk sate, daging sapi kurban juga dibagikan kepada ribuan anak yatim dan kaum dhuafa. Sebanyak 6 panti asuhan yatim menerima bantuan tunai dari Pemkot Mojokerto masing-masing Rp 5 juta.
(fat/fat)