"Kami sadar bahwa pemerintah tidak mungkin melakukan pembangunan sendirian. Tentu harus ditopang dunia usaha dan masyarakat, terutama dalam upaya perlindungan perempuan dan anak. Oleh karena itu semakin banyak perusahaan yang peduli dan konsen pada perempuan dan anak akan semakin meningkatkan SDM kita di masa depan," kata Linda saat meninjau Rumah Belajar Satu Hati Cerdaskan Bangsa di PT Amerta Indah Otsuka, Kejayan, Pasuruan, Kamis (2/10/2014).
Linda mengatakan, selama 5 tahun menjadi menteri ia sudah melihat banyak perusahaan yang konsen pada masalah perlindungan dan tumbuh-kembang anak. Menurut dia, sudah banyak perusahaan yang sudah mengalokasikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) untuk pengembangan anak.
"Saat ini sudah 28 perusahaan besar yang bergabung dalam APSAI (Asosiasi Perusahaan Sabahat Anak Indonesia). Meski jumlahnya kecil tapi mereka memiliki puluhan ribu karyawan. Saya harap akan terus bertambah perusahaan yang peduli anak," jelas Linda.
Perusahaan yang tergabung dalam APSAI ini, kata Linda, sudah menunjukkan komitmennya pada perlindungan dan tumbuh-kembang anak. Mereka tidak mempekerjakan anak, produknya aman bagi anak, dan CSRnya untuk anak. Mereka juga membangun ruang laktasi karena rata-rata karyawan berusia produktif yang akan melewati masa hamil, melahirkan dan menyusui.
"PT Otsuka belum bergabung, tapi sudah melaksanakan kriteria di atas, diantaranya tidak mempekerjakan anak, punya ruang laktasi dan CSR-nya untuk bikin sekolah ini," ujar Linda.
Dalam kesempatan itu, Linda juga memberikan pemaparan mengenai hak dan kesehatan di Indonesia kepada puluhan ibu PKK dan Posyandu. Menteri Linda juga mendapat cindera mata dari Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, Presiden Direktur PT Otsuka Yoshihiro Bando dan mendapat karangan bunga dari murid Rumah Belajar Satu Hati Cerdaskan Bangsa.
(fat/fat)