Pasalnya, konser grup band yang digawangi Ariel itu menuai protes dari ormas Islam dan pemerintah setempat karena bertepatan dengan malam takbir Idul Adha bagi warga muslim Muhammadiyah.
"Konser NOAH tidak saya izinkan karena bersamaan dengan malam takbir, sudah saya koordinasikan dengan pihak kepolisian," kata Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus kepada wartawan saat sidak pedagang kambing kurban di Jalan Tropodo, Rabu (1/10/2014).
Mas'ud mengaku tak peduli meski panitia penyelenggara konser telah mengantongi izin dari Polres Mojokerto Kota untuk menggelar konser. "Kalau ada komplain dari penyelenggara ya terserah, kita kan menghormati Hari Raya Idul Adha, masak waktunya orang takbiran malah jogetan, kan endak bener itu," tandasnya.
Tak hanya itu, Mas'ud menegaskan, untuk menghormati Hari Raya Idul Adha, antara tanggal 3-5 Oktober, Kota Mojokerto harus bersih dari segala bentuk hiburan malam.
"Mulai tanggal 3 (Oktober) pukul 18.00 Wib sampai tanggal 5 tidak boleh ada tempat-tempat hiburan, harus tutup semua, termasuk karaoke," imbuhnya.
Sementara Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Wiji Suwartini mengakui jika panitia penyelenggara konser grup band NOAH sejak jauh hari telah mengajukan izin konser untuk tanggal 3 Oktober. Menyusul adanya protes dari pengurus daerah (PD) Muhammdiyah dan Pemkot Mojokerto, pihaknya bersama panitia penyelenggara memutuskan untuk menunda konser tersebut.
"Setelah kita koordinasikan dengan pihak panitia, konser ditunda dan akan dijadwal ulang," ungkapnya.
Ketua PD Muhammadiyah Kota Mojokerto, Imam Subagyo menyambut baik keputusan penundaan konser grup band NOAH itu. Selain bertepatan dengan malam takbir Idul Adha, tanggal 3 Oktober warga muslim Muhammadiyah juga tengah menunaikan ibadah puasa sunnah Afarah.
"Kami berterima kasih pada pihak kepolisian dan panitia penyelenggara yang memperhatikan aspirasi kami, dengan begini, situasi untuk beribadah menjadi kondusif," ungkapnya.
(fat/fat)