Direktur Bank Sampah Majelis Taklim ini mengatakan, ada 5 program yang ditawarkan bagi masyarakat apabila bersedia mengumpulkan sampah. Program tersebut adalah tabungan untuk zakat, kurban, kredit sepeda motor, sepeda, dan gigi palsu.
"Karena kebanyakan orang berdakwah sudah bermacam-macam, yang unik tapi menjijikkan itu sampah, makanya kita ambil sampah. Sampah itu membawa berkah," kata Gus'in di Kantor Bank Sampah Majelis Taklim, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (30/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum terkumpul nasabah yang banyak, awalnya pengerjaan Bank Sampah hanya dilakukan di rumah saya," ucapnya.
"Cara kerjanya, sampah plastik didaur ulang dan kami cacah, kemudian di masukkan plastik kalau sudah terkumpul, setelah itu dibawa ke pabrik plastik di daerah Cakung," sambungnya.
Lelaki asal Kuningan ini mengaku setiap mendapat keuntungan berlipat, maka akan memberikan sumbangan terhadap nasabahnya yang kurang mampu. "Ini semata-mata tidak menguntungkan bank sampah aja, ketika ada yang tidak mampu maka keuntungan itulah yang akan kami sedekahkan kembali, itu lah perbedaan bank sampah kami dengan yang lain," tandasnya.
Setiap harinya, Bank Sampah Majelis Taklim dapat mengumpulkan sampah sekitar 50 Kg dari nasabahnya. Setiap sampah yang terkumpul akan dibayar.
Misalnya sampah botol plastik per kg dihargai Rp 3 ribu, sampah botol platik bersih Rp 5 ribu/kg, sampah gelas plastik Rp 5 ribu/kg, dan sampah gelas plastik bersih Rp 7 ribu/kg.
"Sekarang, Bank Sampah Majelis Taklim memiliki tenaga kerja sebanyak 6 orang. Disini tidak hanya mengajarkan menabung dan cara mengelola sampah, tapi juga mengajarkan pengajian terhadap para nasabahnya," terangnya.
(tfn/fdn)