Fraksi Partai Demokrat memutuskan walk out dalam Sidang Paripurna UU Pilkada karena opsi 10 perbaikan yang diajukannya tak diakomodir. Meski ada dukungan dari PDIP, Hanura dan PKB di paripurna, PD merasa dukungan itu tak resmi.
"Tidak ada satupun fraksi yang mendukung secara resmi. Bahwa ada letupan-letupan di floor yang seakan-akan mendukung F-PD, itu kan tidak terakomodir," ujar Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan dalam jumpa pers di kantor DPP Demokrat, Jl. Kramat Raya, Jakpus, Senin (29/9/2014).
Menurut Syarief, di forum lobi tak ada yang menyampaikan dukungan opsi pilkada langsung dengan 10 perbaikan yang diusung PD. Dukungan baru disampaikan saat paripurna kembali dimulai setelah lobi. Menurutnya itu sudah telat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sekaligus menjawab justru itulah kami menjelaskan secara utuh proses yang terjadi di DPR di luar sepengetahuan Pak SBY, yang tahu kami-kami yang ada di DPR RI. Kami yang mengikuti," sambung Syarief.
Akibat syarat yang diajukan tak diakomodir, Syarief menyatakan F-PD akhirnya memutuskan untuk melakukan walk out. Itu tanpa sepengetahuan sang Ketua Umum, SBY.
"Walk out, itulah karena situasi yang demikian alotnya. Kami sudah berjuang di lobby fraksi sampai memakan waktu 4 jam dan ini melelahkan. Dan pimpinan sidang hanya mengetok 2 opsi. Pak SBY tidak mengetahui, setelah walk out baru kami mengabarkan," tutup Syarief.
Pantauan wartawan di sidang paripurna Jumat (26/9) lalu, dukungan dari PDIP, Hanura dan PKB disampaikan saat pimpinan sidang paripurna meminta pandangan fraksi usai lobi. Namun, setelah ketiga fraksi itu menyampaikan dukungannya, Fraksi PD malah walk out. Juru Bicara Fraksi PD saat itu, Benny K Harman, menganggap dukungan ketiga fraksi itu hanya lips service.
(ear/trq)