Menurut laporan organisasi HAM dan warga setempat, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2014), aktivis bernama Samira Saleh al-Nuaimi ini dibunuh pada Selasa (23/9) lalu.
Seorang sumber pada rumah duka di kota Mosul menuturkan kepada AFP bahwa jasad Nuaimi telah dievakuasi pada 22 September lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang tua Nuaimi diberitahu soal keberadaan jasad putrinya pada Selasa (23/9). Salah satu tetangga keluarga Nuaimi menuturkan kronologi kejadian, namun dia enggan menyebut identitasnya karena takut pada ISIS.
"Dia (Nuaimi-red) diculik seminggu lalu, jasadnya dipulangkan dua hari lalu," terang tetangga Nuaimi tersebut via telepon kepada AFP.
"Ketika pihak keluarga menanyakan apa yang telah dia lakukan sehingga mendapat perlakuan seperti ini, mereka (militan-red) menyebut dia tidak menyatakan penyesalan karena telah mengecam penghancuran kuil," imbuhnya.
ISIS memang telah menghancurkan sejumlah tempat suci keagamaan dan monumen bersejarah di sejumlah wilayah Irak. Secara terpisah, Gulf Centre for Human Rights menyebut bahwa Nuaimi yang juga pengacara ini dibunuh dengan keji.
"Sekelompok pria bermasker dan bersenjata yang merupakan anggota ISIS, melepas tembakan dan membunuhnya di alun-alun publik, di pusat kota Mosul," sebut organisasi tersebut dalam pernyataannya.
(nvc/nwk)