Bentrok TNI Vs Brimob di Batam, Polisi: Ada Kesalahpahaman Komunikasi

Bentrok TNI Vs Brimob di Batam, Polisi: Ada Kesalahpahaman Komunikasi

- detikNews
Senin, 22 Sep 2014 13:44 WIB
Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia memberi pernyataan soal kasus tertembaknya anggota TNI di Batam saat adanya penggerebekan gudang Bahan Bakar Minyak di perumahan Cipta Asri, Batam, Kepulauan Riau. Polisi menyebutkan ada sekitar 20 personel Dirkrimsus Polda Kepri dan brimob yang ikut melakukan penggerebekan tersebut.

"Diketahui, pemilik inisial N. Di lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Ada provokasi terhadap situasi sehingga pada waktu itu gagal mengamankan dan menyita, bahkan kecenderungan untuk kondisi tidak aman buat petugas kita, dan memutuskan meninggalkan lokasi," kata Juru bicara Polri, Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya, Senin (22/9/2014).

Boy menyebutkan Provokasi yang dimaksud, adanya upaya menggagalkan langkah kepolisian yang dilakukan warga diperumahan. Terkait ada tertembaknya anggota TNI, kata Boy, peristiwa itu terjadi β€Žadanya kesalahpahaman komunikasi antara Anggota Polri dengan TNI di lapangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait ada tertembaknya Anggota TNI, ini adalah yang mengikuti peristiwa itu setelah terjadi dinamika ketika saat akan lakukan penyitaan BBM dan penangkapan orang yang diduga melakukan itu, inisial N. Kemudian secara berurutan terjadilah dinamika kesalahpahaman komunikasi di lapangan antara petugas dengan sepertinya teman-teman TNI yang berasal dari dari batalyon 134, ada 4 alami luka tembak di bagian kaki," ujarnya.

Kendati begitu, menurut Boy, pihaknya belum dapat berbicara banyak tentang kesalahpahaman komunikasi tersebut.

"Kami belum bisa berbicara tentang dinamika yang berkembang antara komunikasi yang berjalan di lapangan, jadi yang jelas di awal itu memang ketika anggota akan melakukan penyitaan, ada provikasi-provokasi terhadap situasi, karena ini kan komplek perumahan, dan anggota kita akhirnya tersudut, tidak memaksakan untuk melakukan penyitaan, pengamanan apalagi menangkap. Itu tidak dilakukan kemudian mundur ke belakang," katanya.

"Artinya, pada saat kembali itu lah terjadi proses komunikasi di lapangan yang sepertinya di antara warga yang ada, itu juga ada keterkaitan dengan keberadaan teman-teman yang dari batalyon disana. Jadi kami mohon diberi waktu untuk proses ini," ujarnya.

(idh/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads