"(Pelakunya) diduga kuat kelompok teror yang ada di sana," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar kepada detikcom, Minggu (21/9/2014).
Sementara itu, saat ditanya apakah ada kaitannya dengan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), Boy belum bisa memastikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam itu, menjadi malam mencekam bagi korban dan istrinya. Saat itu, istri korban mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Istri korban selanjutnya membuka pintu dan menyambut lima pria tersebut. Mereka menanyakan korban kepada istrinya itu. Sang istri tersebut tanpa banyak curiga langsung menjawab mengatakan 'Bapak ada duduk di dalam'.
Saat itu istri korban sempat menanyakan identitas tamu misterius tersebut. Namun, tanpa banyak berkata-kata, lima pelaku langsung masuk ke dalam rumah korban dan selanjutnya menariknya keluar.
Korban kemudian ditendang oleh para pelaku. Korban sempat menanyakan apa salanya, namun korban langsung ditarik keluar rumah dengan kondisi tangan diikat.
Melihat suaminya diseret, istri korban berteriak histeris. Namun para pelaku menodong korban dengan senjata api dan dicegah untuk keluar rumah oleh para pelaku. Selanjutnya para pelaku sempat mengeluarkan kata-kata kepada istri korban sebelum akhinya pergi membawa korban.
"Ini risiko menjadi mata-mata polisi dan gara-gara kamu dua teman saya meninggal disini," begitu pelaku tersebut berkata pada istri korban.
Beberapa meter dari rumah korban, para pelaku mengeksekusi korban. Setelah OTK tersebut pergi, istri keluar rumah dan melihat suaminya telah posisi terpelungkup dengan berlumuran darah dan istri korban langsung berteriak minta tolong kepada tetangga sekitar.
(mei/ndr)