Dalam aksinya ini, mahasiswa menuntut Walikota Malang M Anton memberikan ketegasan soal penutupan tempat hiburan maksiat. Mahasiswa berusaha merengsek pagar betis aparat keamanan yang menjaga Balaikota Malang.
Sayangnya, meski ngotot untuk menerobos pagar betis, mereka harus kecewa karena gagal bertemu langsung dengan walikota. Orang nomor 1 di Kota Malang itu sedang dinas luar kota.
Pendemo hanya ditemui Kepala Bakespol Pemkot Malang Hartono. Namun kedatangan Hartono justru memancing massa masuk ke dalam balaikota.
Koordinator aksi Syahmawi mengatakan, beberapa tempat hiburan di Kota Malang saat ini sudah menyediakan aksi prostitusi dan porno aksi.
Kondisi ini meresahkan masyarakat, apalagi Pemkot Malang sudah mencanangkan sebagai kota bermartabat. "Kota Malang sebagai kota pendidikan tercoreng dengan hadirnya tempat maksiat itu," katanya disela aksi.
Maraknya tempat karaoke yang menyediakan penari telanjang sebagaimana data yang diperoleh HMI, membuat visi misi kota Malang Bermartabat menjadi luntur.
"Kami minta walikota menutup tempat-tempat maksiat, jangan hanya menghidupkan jamaah pengajian saja, tapi lupa dengan kemaksiatan," tegasnya.
Sementara anggota dewan, Hadi Santoso dari Fraksi PDIP mengaku sudah melakukan hearing dengan pihak eksekutif terkait masalah ini.
"Ada 8 fraksi mendukung penutupan tempat-tempat yang ada indikasi pornografi dan porno aksi," terangnya terpisah..
DPRD juga mendesak Pemkot Malang mengkaji tempat-tempat tersebut berdasarkan beberapa bukti yang sudah ada.
(bdh/bdh)