"Kami berangkat dari Pelabuhan Bima NTT Senin (15/9) dan tiba di sini, Selasa (16/9) malam," kata Nakhoda KLM Nusantara Indah, Dahlan Saleh kepada wartawan di Pelra Kalimas, Kamis (18/9/2014).
Setiba di Kalimas, kata dia, kapal tak bisa masuk ke pos 3, tempat melakukan bongkar muat. Sebab kondisi Kalimas saat ini sedang padat. Jangankan untuk bersandar, untuk masuk saja kapal tersebut tak bisa. Sehingga memaksa Dahlan menyandarkan kapalnya di Dermaga Ujung, yang tidak diperuntukkan kapal barang.
Setelah 1 hari berlalu, rupanya dari 293 sapi di dalam kapal tidak tahan panas. Sehingga 10 ekor sapi mati. Dan ditambah hari ini 3 ekor sapi juga mati. Pemilik sapi, Aziz Ismail mencari cara agar segera bongkar muat. Namun usahanya hingga kini belum berhasil.
"Saya sudah ke syahbandar, ke balai karantina dan ke otoritas pelabuhan (OP). Syahbandar sudah mengizinkan tapi OP tidak mengizinkan, kami disuruh membuat surat permohonan dulu," ujar Aziz.
Aziz berharap OP tidak mempersulit proses bongkar muat dengan membuat surat permohonan. Bukannya dirinya tidak mau, namun hal ini masalah urgent yang menyangkut mahluk hidup, sehingga surat permohonan tidak perlu.
"Janganlah mempersulit kami, sapi kami saja sudah mati 13 ekor, masak harus membuat surat permohonan segala," jelasnya.
Dia mengharapkan, 293 ekor yang dibawa merupakan hewan qurban yang akan dikirim ke Jakarta. Dari Bima ke Surabaya, ratusan sapi itu diangkut menggunakan kapal dan dari Surabaya ke Jakarta, sapi-sapi itu diangkut melalui jalan darat menggunakan truk.
Dia mengaku, atas kejadian ini dirinya mengalami kerugian banyak atas matinya sapi-sapi tersebut.
"Kalau di Bima, satu ekor sapi harganya Rp 8 juta. Kalau di Jakarta, 1 ekor sapi harganya Rp 12 juta. Kalikan saja dengan jumlah sapi yang mati. Itu kerugian saya," tegasnya.
Selain KLM Nusantara Indah, ada satu kapal pengangkut sapi lagi yang tak bisa melakukan bongkar muat di Pelra Kalimas. Kapal itu adalah KLM Mitra Samudera.
Polisi dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak tidak bisa menyelesaikan kasus ini karena terkait perizinan pelabuhan. Namun polisi berjanji akan membantu menghubungkan pihak kapal dan OP.
"Kami akan membantu menjembatani antara pihak kapal dengan OP agar masalahnya tetap selesai," kata Kasubag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
(iwd/fat)