Konsultasi dengan Eks Kepala Bappebti, Saksi Catut Nama Pimpinan KPK

Sidang Suap Makam Mewah

Konsultasi dengan Eks Kepala Bappebti, Saksi Catut Nama Pimpinan KPK

- detikNews
Rabu, 17 Sep 2014 13:16 WIB
Jakarta - Mantan Kepala Badan Pengawas Pedagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Syahrul Sempurnajaya pernah berkonsultasi dengan Muhammad Yunus seorang pengusaha busana, saat tersangkut persoalan hukum di KPK. Saat berkonsultasi, Yunus mengaku mengenal pimpinan KPK untuk meyakinkan Syahrul.

Pengakuan ini disampaikan Yunus saat dikonfirmasi keterangannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Dia hari ini dihadirkan sebagai saksi untuk Syahrul, terdakwa kasus suap lahan Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) di Bogor. "Anda mengaku kenal dengan Abraham Samad, Novel Baswedan, maksudnya apa? tanya jaksa KPK dalam persidangan Syahrul di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Yunus mengaku hanya berbohong kepada Syahrul soal pengakuan kenalnya terhadap pimpinan KPK. Namun dia berkilah tidak memiliki maksud tertentu saat membohongi Syahrul. "Sebenarnya saya tidak tahu, saya hanya berbohong. Saya maksudnya tidak ada, mungkin dalam hal ini untuk mau mendapatkan informasi bagaimana untuk menangani kasus itu saja, tidak ada inisiatif lain atau apa," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yunus kepada Syahrul juga menyebut nama Suwondo yang disebut punya informasi terkait perkembangan penanganan perkara di KPK. Suwondo menurut Yunus mengaku bisa membantu orang yang terbelit kasus hukum di KPK.

"Dia (Suwondo) mengakunya dia seorang penyidik dan dia punya akses ke KPK," sebut Yunus yang terakhir kali bertemu Suwondo pada April 2014.

'Konsultasi' dengan Syahrul dilakukan Yunus dilakukan di kantor pengacara Prananto Ntoma Ruki. Tim penasihat hukum Syahrul Sempurnajaya memang berasal dari law firm tersebut. "Hanya menyampaikan masalah penanganan-penanganan hukum," tutur Yunus yang mengaku magang menjadi pengacara di kantor tersebut.




(fdn/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads