"Ini serangan pengecut yang pantas dikecam seluruh rakyat Kolombia," kata Presiden Juan Manuel Santos seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (17/9/2014).
"Saya telah memberikan instruksi pada semua kepala pasukan militer kita, memperkuat perlunya untuk terus melanjutkan serangan terhadap organisasi-organisasi ini," tegas Santos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah yang menjadi lokasi penyerangan, Uraba bagian barat laut, telah menjadi basis kelompok-kelompok bersenjata sejak tahun 1960-an silam. Ini dikarenakan medannya yang terdiri dari pegunungan, hutan tropis dan lokasinya yang terpencilnya di sepanjang perbatasan Panama.
Kolombia telah dilanda konflik antara pemerintah dan para pemberontak sayap kiri yang telah berlangsung 50 tahun. Konflik tersebut juga telah menyeret para pengedar narkoba dan kelompok paramiliter sayap kanan terlibat di dalamnya.
Sejak tahun 1960-an, konflik tersebut telah menewaskan sekitar 220.000 orang dan menyebabkan lebih dari lima juta orang meninggalkan rumah mereka.
Saat ini kekerasan terus terjadi di Kolombia meskipun pemerintah tengah mengadakan pembicaraan damai dengan FARC, kelompok gerilyawan terbesar di negeri itu. Pemerintah Kolombia juga telah mengumumkan pertemuan awal dengan kelompok pemberontak terbesar kedua, National Liberation Army (ELN).
(ita/ita)