"โIni ibarat buah simalakama," kata Ruhut saat dihubungi, Senin (15/9/2014).
Bak pilihan dilematis memakan buah simalakama, baik Pilkada langsung atau tak langsung, menurut Ruhut, keduanya memuat potensi ekses negatif yang bisa timbul. Namun demikian, sebagaimana yang disampaikan Presiden SBY lewat situs Youtube, ekses negatif itu harus dikendalikan lewat penguatan Undang-undang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
โLantas Ruhut menyorot soal potensi negatif dari Pilkada langsung. Modal luar biasa besar yang dibutuhkan calon Kepala Daerah bisa membuat calon yang bersangkutan menempuh segala cara untuk mengembalikan modalnya, termasuk korupsi.
"โBuah simalakama. Bagaimana dia bisa balik modal kalau nggak korupsi? Bayangkan saja, Calon Gubernur modalnya bisa Rp 1 triliun. Penegak hukum wajib dilibatkan dalam hal ini," kata Ruhut.
SBY juga memikirkan soal kemungkinan Gubernur dipilih secara tidak langsung, namun untuk Bupati dan Walikota dipilih langsung.โ
โ
"Kalau Gubernur kita bisa mengerti lah. Kita tunggu saja, mana yang langsung mana yang DPRD. Tapi maksud Pak SBY, kita perbaikiโ," tandas Ruhut.
(dnu/trq)