Usut punya usut, pembunuh mahasiswi tersebut yakni Mustofa (31), kuli bangunan yang sedang bekerja di sebelah rumah mahasiswi Undip tersebut tinggal. Mustofa sempat kabur ke Kudus, namun polisi menangkapnya.
Berikut fakta-fakta pembunuh mahasiswi Undip tersebut seperti dirangkum, Senin (15/9/2014):
1. Direncanakan
Tempat Kejadian Perkara
|
Saat dibawa ke rumah tempat kejadian perkara di Jalan Raya Estetika Blok G nomor 26, Kelurahan Pedalangan Banyumanik, Semarang, Mustofa mengaku berniat menggasak harta benda di rumah itu. Meski demikian ia tidak membantah sudah berbekal tali tambang yang ia gunakan untuk membunuh.
"Sudah rencana dua hari sebelumnya. Saya bawa tali buat jaga-jaga kalau rumahnya ada orang," kata Mustofa di lokasi kejadian, Minggu (14/9/2014).
Mustofa melancarkan aksinya hari Selasa (9/9/2014) lalu sekitar pukul 11.00. Ia memanjat dinding dan masuk lewat lantai dua bagian belakang langsung ke kamar korban. Saat itu korban langsung dibekap kemudian diikat tangan dan lehernya.
"Jam 10.00 WIB lihat dia (korban) keluar rumah. Saya masuk jam 11.00, lihat ada orang mainan handphone langsung saya bekap," ujar ayah satu anak itu.
2. Pembunuh Sadis
|
Mustofa mengatakan pembunuhan itu dilakukan sekitar pukul 11.00 WIB, Selasa (9/9/2014) lalu. Pelaku yang seorang buruh bangunan dari Kudus itu memanjat ke lantai dua rumah korban di Jalan Raya Estetika Blok G nomor 26, Kelurahan Pedalangan Banyumanik, Semarang, lewat rumah yang masih dibangun tepat di sebelahnya.
Di lantai dua itu ia masuk di kamar korban dan langsung membekap korban dengan tangan kanannya. Kemudian ia mengikat tangan korban menggunakan tali tambang yang sudah dibawa. Tali itu juga ia belitkan ke leher korban.
"Saya bekap pakai tangan terus tangannya saya tali, lehernya juga," kata Mustofa saat dibawa tim Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang ke tempat kejadian perkara, Minggu (10/9/2014).
Di dalam kamar itu, korban dan pelaku sempat terjatuh karena korban berusaha membela diri. Setelah itu korban yang sudah tidak berdaya dan hanya bisa merangkak itu diseret pelaku dan dipaksa menuruni tangga.
"Dia sudah tidak bisa teriak, lehernya saya cekik (pakai tali). Saya tarik turun tangga. Saya sama dia jatuh di tangga," ujar pria satu anak itu.
Setelah sampai di bawah korban diseret menuju kamar pamannya kemudian mulut dan hidungnya dibekap menggunakan celana piyama korban yang diambil dari kamar. Saat itu korban yang masih hidup dan dalam kondisi kritis dimasukkan ke kolong tempat tidur.
"Masih hidup waktu itu. Masukkan ke kolong itu, saya sembunyikan," katanya.
3. Curi Smartphone dan Motor
ilustrasi
|
"Saya keluar lewat pos. Motor saya titipkan teman," ujarnya.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto mengatakan pihaknya masih mendalami keterlibatan orang lain. Namun untuk sementara tersangka masih satu orang, Mustofa.
"Kami dalami keterlibatan temannya. Dia sempat kembali ke tempat kerjanya (rumah di sebelah lokasi) untuk mengambil motor Yamaha Jupiter-nya. Motor korban sudah diketahui berada di Pati," kata Wika.
4. Terekam CCTV
ilustrasi
|
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto mengatakan CCTV yang berada di tetangga depan rumah korban di Jalan Estetika Raya Blok G 26 merekam saat pelaku keluar rumah itu sambil membawa motor matic korban ke arah kanan.
"Terpantau jam 12.30 WIB, tapi setelah itu belum diketahui lewat mana untuk kabur," kata Wika, Sabtu (13/9/2013).
Rekaman CCTV tersebut hanya menunjukkan saat pelaku keluar. Sedangkan untuk masuk ke dalam rumah, pelaku memanjat tembok dan masuk lewat bagian belakang rumah di lantai dua. Di situlah pelaku menghabisi korban dengan menjerat dan mengikat korban lalu menyumpal mulut serta hidung menggunakan kain celana yang ada di lokasi.
5. Pelaku Sering Mabuk-mabukan
ilustrasi
|
"Ya orangnya seperti itu, kemaki," tegasnya.
Halaman 2 dari 6