βBanyak hal yang harus dievaluasi dengan fase kedatangan jemaah gelombang pertama. Terutama tentang perumahan, karena dari perumahan ini kemudian merembet ke hal yang lainnya,β terang Kepala Kantor Misi Haji Indonesia Daker Madinah Nasrullah Djasam di kantornya, Minggu (14/9/2014).
Evaluasi pertama tentang perumahan. Sikap majmuah atau penyedia hotel yang wanprestasi membuat pemondokan jamaah haji terlempar ke luar Markaziyah. Hal ini tak boleh terulang lagi di gelombang dua nanti. Kantor misi haji Indonesia telah mengoperasikan angkutan untuk jamaah haji yang pemondokannya berada di luar Markaziah namun belum memadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua adalah persoalan katering. Beberapa perusahaan katering tidak memberikan makanan sesuai kontrak. Jamaah haji mendapatkan makanan selama 9 hari berada di Madinah.
"Ada yang ukuran rotinya lebih kecil atau tidak sama speknya dengan kontrak, ada juga garamasi yang mestinya 100 gram diberikan kurang dari itu dan lainnya," keluhnya.
"Namun yang kami soroti adalah keterlambatan, meskipun kami setiap hari tim katering itu mulai jam 4 subuh bergerak ke dapur-dapur, juga memantau ke hotel-hotel untuk memastikan apakah makanan tersebut sudah di tangan jemaah. Namun ada saja satu dua keterlambatan dan kekurangan yang saya kira jadi catatan pada masa operasional musim haji gelombang pertama tahun ini," imbuhnya.
Ketiga, adanya persoalan pemberangkatan jamaah dari Madinah ke Mekkah. "Sampai hari ini, Alhamdulillah jamaah diberangkatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sini yaitu terakhir sebelum jam 9 malam," pungkasnya.
(van/vid)