Surat wasiat Sahrul yang tinggal di Desa Kenanten, Kecamatan Puri, Mojokerto, itu ditemukan polisi di kamarnya.
Berikut isi surat wasiat yang ditulis dengan tangan itu:
Jika aku meninggal, jangan pernah menangisiku karena aku hanya menyusahkan kalian, dan tak pernah membuat kalian bahagia.
Cukup sampai SMP pendidikanku, tak cukup untuk menjadi orang terdidik. Jangan pernah ada yang mengenang tujuh, empat puluh, seribu hari dst.
Uang di ATM silakan disumbangkan ke sekolah yang belum memiliki fasilitas layak. Salam kepada semua teman-teman dan selamat melanjutkan ke perguruan tinggi, serta sukses selalu untuk kalian.
Hidupku hanya cukup sampai disini, terimakasih atas semua kritikan, dukungan, serta bantuannya.
Keluargaku akan hidup bahagia tanpa diriku. Semoga tidak akan ada lagi sesumbar tentang kalian. Untuk semua teman-temanku pendidikan bukanlah hal utama. Melainkan kepribadian, mental dan iman.
Meskipun kalian membenciku karena kepribadian yang berbeda, aku akan selalu ingat kalian. Selamat tinggal semuanya, selamat tinggal diriku yang penuh dosa.
Arif Sahrul Wiguna
Kapolsek Puri AKP Samadi mengatakan, surat wasiat ini ditemukan di balik selimut kamar tidur Sahrul. "Ditulis dengan tangan oleh korban di selembar kertas buku tulis dengan menggunakan pensil," ungkapnya kepada detikcom, Sabtu (6/9/2014)
Penyebab Sahrul mengakhiri hidupnya di kamarnya sendiri itu cukup mengundang tanda tanya. Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga sang pemuda itu kecewa setelah ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan menetap di Pati, Jawa Tengah.
(gik/gik)