Demikian disampaikan pejabat-pejabat intelijen Amerika Serikat seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (6/9/2014).
Disebutkan bahwa bahaya yang ditimbulkan para jihadis ISIS yang kembali ke negara-negara Barat, telah mendorong kerja sama yang erat antara badan-badan intelijen AS dan Eropa, guna menelusuri para tersangka teror.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ancamannya cukup langsung untuk Eropa," tutur Olsen kepada para wartawan.
Menurut Olsen, para ekstremis ISIS tidak mendatangkan ancaman segera bagi AS. Namun pada akhirnya, kelompok radikal Sunni tersebut akan mencoba menyerang Amerika jika terus dibiarkan.
Menyikapi ancaman ISIS ini, pertukaran informasi mengenai para tersangka teror antara Washington dan mitra-mitra Eropanya telah meningkat drastis sejak beberapa bulan terakhir.
(ita/ita)