Di hadapan ratusan siswa di depan pintu gerbang, Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Dispendik, Agus HP, berjanji akan memproses tuntutan siswa dalam waktu 7x24 jam.
"Jika dalam waktu itu tuntutan kami tidak dipenuhi, kami sepakat akan menggelar aksi damai lagi," teriak seorang siswa bernama Rahman, yang disambut teriakan "sepakat" rekan-rekannya, Kamis (4/9/2014).
Usai mendengarkan keterangan dari pihak Dispendik, para siswa diminta membubarkan diri. Pihak SMAN 1 Panarukan juga tidak melarang siswanya yang akan pulang. Seketika itu, para siswa membubarkan diri. Mereka banyak memilih pulang, dan hanya sebagian yang tetap masuk ke sekolah.
"Tuntutan agar saya mundur dari jabatan Kasek, saya pasrahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan. Saya harap dinas bisa bersikap bijaksana dan adil," tandas Kasek A Jaenuri kepada detikcom.
Terkait tudingan siswa Kasek suka main pukul, Jaenuri membantahnya. Menurut dia, di sekolahnya sudah ada tata tertib yang dibuat oleh para siswa sendiri. Dalam tata tertib itu, setiap pelanggaran yang dilakukan para siswa akan dinilai dengan poin. Pada angka poin tertentu, ada sanksi yang sudah ditentukan.
"Ngapain saya mau main pukul, wong sudah ada tata tertib sekolah. Tatib itu dibuat sendiri oleh siswa," ujar Jaenuri.
Ratusan siswa SMAN 1 Panarukan di Situbondo memboikot masuk sekolah, pagi tadi. Para siswa memprotes sikap Kepala Sekolah A Jaenuri yang dinilai suka main pukul.
Para pelajar ini hanya berkerumun di depan pintu gerbang sekolahnya, di Jalan Baluran No 04 Desa Sumberkolak Panarukan. Sambil membentangkan sejumlah spanduk tuntutan. Sementara pelajar yang lain terlihat bernyanyi-nyanyi sambil bermain gitar, ada yang sekedar duduk-duduk, hingga ngobrol biasa.
(fat/fat)