"Silakan saja Risma diusung partai lain, nanti kalah kok," tegas Bambang DH kepada detikcom, Rabu (3/9/2014).
Keyakinan Bambang DH ini dikarenakan Risma selama empat tahun memimpin Surabaya tidak mampu memberikan sesuatu yang baru. Apa yang dipamerkan selama ini, kata Bambang, adalah klaim belaka.
"Mana ada yang baru selama empat tahun ini di Surabaya," tanya Bambang DH.
Pembangunan taman, pengembalian lahan jalur hijau hingga pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki yang sekarang sudah dirasakan publik sudah dirintis sejak 2003 ketika Bambang DH menjadi wali kota Surabaya.
"Jangan suka main klaim, tahun 2003 itu Risma belum menjadi apa-apa," kata Bambang DH yang kini menjadi anggota DPRD Jawa Timur dari PDIP.
PDIP tidak takut bila Risma diusung partai lain? "Silahkan saja, tidak apa-apa. Suara arus bawah PDIP tidak lagi menginginkan Risma," kata Bambang yang mengaku sudah menjari aspirasi di anak cabang PDIP dan fraksi DPRD Surabaya ini.
Ketua PDIP Surabaya Wisnu Sakti Buana menilai pernyataan yang disampaikan Bambang DH menolak pencalonan Risma kembali itu merupakan hak pribadinya. "Pribadi boleh-boleh saja," jawabnya.
Namun yang pasti, partai kata Wisnu, memiliki mekanisme yang harus ditaati semua kader. Selama ini, untuk calon kepala daerah yang memutuskan adalah Ketua Umum Megawati Sukarnoputri.
Wisnu yang juga wakil wali kota Surabaya ini berharap kepada seluruh kader dan simpatisan PDI Perjuangan di Kota Pahlawan untuk menunggu instruksi dari partai.
"Apa perintah partai nantinya, kader harus tunduk. Nunggu instruksi ketua umum," kata Wisnu yang tak mau berandai-andai siapa yang bakal diusung pada Pilada Surabaya 2015 nanti. (gik/fat)