Padahal, selain sederet penghargaan, Risma juga telah bekerja all out untuk kemajuan kota dan warga Surabaya.
Bagaimana kinerja Risma selama menjalankan roda pemerintahan selama ini? Inilah sebagian prestasi Risma selama menjalankan roda Pemerintahan Kota Surabaya.
1. Hilangkan Kebocoran Anggaran dengan Sistem Serba Elektronik
|
"Dengan adanya sistem E-goverment, E-Planning, dan E-Budgeter, kami bisa menghemat tiap tahunnya Rp 600 miliar sampai Rp 800 miliar," ucap Risma.
Risma pun menerapkan E-Goverment di Kota Surabaya yang dianggap sangat inovatif memerangi tindak pidana korupsi.
Ini merupakan program Risma terkait dengan reformasi birokrasi dan program ini sudah berjalan. Pembelian barang apa pun, termasuk kebutuhan-kebutuhan yang kecil-kecil tercatat dengan baik. "Jadi nanti kalau ada dinas yang macam-macam, akan ketahuan, karena harga barang yang dibeli harus sama dengan dinas-dinas lain," kata Risma.
Pemberlakuan sistem yang serba elektronik dan online itu memang mengejutkan dan membanggakan. Tanpa banyak berita di media, ternyata pemberlakuan e-government di Surabaya sangat sukses.
Menurut Risma, semua proses penyusunan anggaran sudah melalui proses elektronik. Proses itu meliputi e-budgeting, e-project, e-procurement, e-delivery, e-controlling, dan e-performance. Sistem informasi manajamen pemerintahan, pelayanan masyarakat dan komunikasi masyarakat juga sudah menggunakan sistem elektronik dan online.
Dalam upaya reformasi birokrasi, Risma juga melakukan pembenahan-pembenahan ke dalam, termasuk mendisiplinkan para pegawainya, transparan dalam rekruitmen pegawai, merampingkan kelembagaan dan menggabungkan kelurahan-kelurahan. Risma telah menggabungkan 160 kelurahan menjadi 154 kelurahan. Dengan perampingan kelembagaan dan menggabungkan kelurahan, Risma bisa semakin menghemat belanja operasional.
2. Menghijukan Kampung dan Membuat Taman yang Asri
|
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Penduduknya, berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, ada sekitar tiga juta. Jumlah itu diyakini terus bertambah hingga kini.
Kota Surabaya terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi dalam 5 wilayah. Di masing-masing kecamatan, ada kelurahan dan kampung yang kini sebagian besarnya tampak asri dan hijau.
Bahkan dari 6 taman yang telah dibuat Risma, salah satunya Taman Bungkul mendapatkan penghargaan dunia. Taman yang berada di jantung kota tepatnya di Jalan Raya Darmo ini dianugerahi 'The 2013 Asian Townscape Sector Award', sebagai taman terbaik se Asia oleh PBB.
3. Memberantas Pengemis dan Pengamen
|
"Kita harus jadi negara terhormat, tidak boleh ada yang ngemis," katanya.
Karena itu para pengemis dipensiunkan. Risma memberikan pelatihan agar para pengemis bisa berkarya di bidang lain.
"Ada yang minta pelatihan saya beri pelatihan, jadi tidak ada lagi yang ngemis," katanya.
Selain pengemis, Risma juga sudah membebaskan Surabaya dari pengamen. Pengamen jalanan disulap jadi musisi jalanan.
"Pengamen kita gaji Rp 2,5 juta sebulan. Tapi tidak boleh ada yang muter, jadi dia boleh ngamen tapi berhenti saja di situ," kata Risma saat berkunjung ke Gedung Trans TV di Jl. Kapten Piere Tendean, Jakarta Selatan.
4. Mempertahankan KBS Hingga Mendapatkan Izin Konservasi
|
Konflik di KBS terjadi akibat perebutan kepengurusan di manajemen KBS sejak 1981. Pada 2010, Kemenhut sebagai instansi yang berwenang memberi izin kebun binatang, mengambil alih KBS.
Pada 2013, Risma mengirim surat pemberitahuan ke Presiden dengan tembusan Kementerian Kehutanan, Menteri Dalam Negeri, dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Surat tersebut menyatakan jika sampai akhir Juni 2013 belum ada izin pengelolaan untuk Pemkot dari Kemenhut, maka per 1 Juli 2013 Pemkot akan mengeksekusi tanah KBS, untuk selanjutnya KBS akan dikelola oleh Pemkot Surabaya.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya diberi kepercayaan penuh oleh pemerintah untuk memegang kebun binatang Surabaya (KBS), dengan mendapat izin konservasi dari Menteri Kehutanan pada 18 Agustus 2014 kemarin. Semakin jelas kewenangan Risma dalam mengelola KBS.
5. Membuat Frontage Road untuk Atasi Kemacetan
|
"Frontage road bermanfaat untuk memecah kemacetan di jalan utama itu," jelas Risma.
Dengan adanya frontage road ini, maka di Jalan Ahmad Yani, aksesutama menuju dan keluar Surabaya ini nantinya akan terdapat 4 jalur kendaraan.
Diharapkan, pembangunan frontage road sudah selesai pada tahun 2014 ini.
Selain frontage road, Risma juga berupaya untuk mengurangi penumpukan kendaraan dengan membangun jalan lingkar luar di semua wilayah yang ada di Surabaya.
6. Tutup Lokalisasi untuk Dijadikan Kawasan Smart City
|
Risma tak mundur meski didemo warga lokalisasi. Karena Risma tahu, rencana penutupan lokalisasi adalah untuk kebaikan masyarakat. Di samping itu, masalah yang lebih serius adalah memperbaiki mental warga yang telah lama tinggal di area lokalisasi.
Tepat pada tanggal 18 Juni 2014, bersama Menteri Sosial Salim Segaf, Risma mendeklarasikan penutupan Lokalisasi Dolly dan Jarak di Gedung Ismaic Center.
Sebelum berhasil menutup Dolly dan Jarak, Risma terlebih dulu menutup 4 lokasasi Sememi Jaya dan Tambak Asri, Bangunsari dan Klakah Rejo. Total selama tahun 2014, 6 lokalisasi telah ditutup oleh Risma.
Halaman 2 dari 7