"Sekarang Surabaya-Jakarta sejauh 727 Km sudah bisa dilewati menggunakan jalur ganda," kata Dirjen Perkeretapian Hermanto Dwiatmoko kepada wartawan usai acara pengoperasian jalur ganda KA di Stasiun Pasar Turi, Rabu (3/9/2014).
Hermanto mengatakan, jalur Kandangan memang menjadi penghambat terakhir pembangunan jalur ganda. Di areal yang hendak dijadikan jalur ganda, masih berdiri bangunan-bangunan milik warga sehingga bangunan-bangunan tersebut harus dipindahkan.
"Saat ini memang masih ada bangunan yang masih belum aman jaraknya dari jalur ganda. Tapi ini hanyalah masalah waktu saja," lanjut Hermanto.
Hermanto menambahkan, meski Surabaya-Jakarta berjarak 727 km, namun jalur ganda hanya dibangun sepanjang 450 km. Sisanya adalah jalur Cirebon yang sebelumnya memang sudah ada jalur gandanya.
"Meski sudah bisa dilewati, namun kami belum bisa memacu kereta secara maksimal," ujar Hermanto.
Kecepatan maksimal kereta, kata Hermanto, adalah 100 km/jam. Namun untuk kereta yang melewati jalur ganda, kereta hanya akan dipacu maksimal 60-80 km/jam tergantung medan jalannya.
"Untuk medan jalan yang lurus, kecepatannya pasti akan berbeda dengan medan jalan yang membelok atau melengkung," terang Hermanto.
Uji coba jalur ganda tersebut dalam hal kecepatan akan berlangsung hingga enam bulan ke depan. Selama waktu itu, PT KAI akan terus memantau kualitas jalur ganda baik dalam hal kekuatan dan kerapuhannya.
"Pembangunan jalur ganda ini butuh waktu 2,5 tahun. Tapi sebenarnya kurang dari itu karena ada waktu-waktu tertentu yang membuat kita libur membangun," tandas Hermanto.
(iwd/fat)