Dari pantauan detikcom di SPBU Bagusari, Kelurahan Jogotrunan, Kecamatan Kota Lumajang, Kamis (28/8/2014) antrean pembelian BBM masih mencapai lebih dari 1 kilometer.
Untuk pembelian BBM dengan menggunakan jirigen, mulai hari ini pihak SPBU sudah tidak lagi dilayani seperti hari sebelumnya. Kondisi ini juga diberlakukan di SPBU lainnya, yakni di SPBU Jl. Gatot Subroto, Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono yang lokasinya tepat di depan Kantor Satlantas Polres Lumajang.
Pengendara yang membeli BBM juga terpantau dibatasi. Untuk mobil hanya dilayani pembelian maksimal Rp 100 ribu saja. Sedangkan motor bebek dibatasi Rp 20 ribu dan motor, dengan tangki besar maksimal Rp 30 ribu.
"Ini untuk memberikan kesempatan kepada pengendara lain, mendapatkan jatah BBM yang sama," kata Budiono, pengelola SPBU Bagusari.
Ironisnya, meski stok BBM di SPBU habis, sebagian pembeli tetap rela antre menunggu kedatangan stok BBM selanjutnya. Terutama pengendara mobil yang memang sudah tidak bisa meninggalkan lokasi SPBU lantaran persediaan BBM di tangki mobilnya menipis dan tidak mencukupi untuk pulang.
Habisnya stok di SPBU ini, menjadi peluang tersendiri bagi penjual BBM eceran, terutama premium. Seperti yang dilakukan sejumlah penjualan premium eceran di depan SPBU Bagusari, Kelurahan Jogotrunan, Kecamatan Kota Lumajang yang langsung diserbu pembeli. Antrean ini tetap mendapatkan pengamanan aparat Polres Lumajang yang sampai hari ini tetap berjaga di seluruh SPBU yang ada.
Meski mereka menaikkan harga jual premium perliternya Rp 10 ribu, pembeli tampak berebut. Mereka menyiapkan botolan kosong dan jirigen berukuran besar yang dinaikkan becak untuk melayani pembeli. Kendati lebih mahal, para pembeli tidak bisa menolaknya.
"Harus bagaimana lagi, meski BBM eceran ini lebih mahal tetap saya beli. Karena saya tidak bisa pulang lantaran tangki BBM motor saya sudah habis. Kalau mau antre dan menunggu stok datang, sampai berapa jam lagi. Kondisi ini sangat mengganggu pekerjaan saya Mas. Termasuk memberatkan, karena terpaksa membeli BBM yang lebih mahal," kata Muhammad Nuh (35), warga Desa Banjarwaru, Kecamatan Kota Lumajang.
(bdh/bdh)