Relawan Prabowo-Hatta menyimpan sejumlah selongsong peluru gas, pecahan selongsong dan sebuah peluru karet. Peluru karet itu disebut Mayjen (Purn) Kivlan Zen sebagai buatan Israel.
"Itu contoh peluru karet buatan Israel. Jadi Polri punya peluru karet buatan Israel. Kita dizalimi," ujar Kivlan saat berjumpa dengan anggota Komnas HAM di Rumah Poloniaβ, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (27/8/2014).
Peluru yang ditunjukkan Kivlan berbentuk tabung dengan diameter 0,5 cm dan tinggi 5 cm. Di ujungnya berbentuk bulat, sementara di pangkalnya datar. Peluru itu cukup keras walau bahannya dari karet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan Komnas HAM βadalah Komisioner Natalius Pigai yang ke Rumah Polonia untuk menemui korban kericuhan demo 21 Agustus di Tugu Kuda. Peluru karet dan selongsong peluru gas air mata ditunjukkan relawan di hadapan Natalius. Kemudian Kivlan berjanji akan mendatangi kantor Komnas HAM sebelum tanggal 17 September 2014 nanti. Dia memang dipanggil Komnas HAM seiring dengan pengakuannya beberapa bulan lalu bahwa dia tahu nasib belasan orang korban penculikan lebih dari satu dekade lalu.
"Jangan berprasangka saya tidak mau mendatangi panggilan Komnas HAM 3 kali. Saya akan datang nanti sebelum tanggal 17. Ini sudah melihat fakta, data dan saksi. Ini serahkan saja ke Komnas HAM," ujar Kivlan.
βRelawan menyebut 4 selongsong peluru gas air mata, pecahan selongsong dan peluru karet itu didapat dari Bundaran Patung Kuda pasca ricuhnya aksi demo yang mereka lakukan pekan lalu. Para relawan juga menyatakan polisi menggunakan peluru karet.
"βOmong kosong tidak pakai peluru karet, bayar rumah sakit juga omong kosong. Itu bohong yang dibilang Sutarman tidak ada peluru karet, itu bohong," ujar salah satu relawan yang terluka bernama Jimmy.Sekadar diketahui, penggunaan peluru karet sendiri diperbolehkan oleh Kapolri jika demonstrasi berubah anarkis.
(vid/rmd)