Dari Butet Manurung sampai Artidjo Alkostar Masuk Usulan Seleksi Menteri

Seleksi Menteri detikcom

Dari Butet Manurung sampai Artidjo Alkostar Masuk Usulan Seleksi Menteri

- detikNews
Senin, 18 Agu 2014 15:10 WIB
Kisah Butet Manurung yang merintis Sokola Rimba diangkat ke layar kaca.
Jakarta -

Program Seleksi Menteri detikcom resmi diluncurkan sejak Minggu (17/8/2014) kemarin. Selain nama yang ditampilkan di website, sejumlah nama baru juga diusulkan oleh pembaca. Antara lain ada Butet Manurung yang memiliki nama asli Saur Marlina Manurung.

Perempuan kelahiran Jakarta 21 Februari 1972 itu adalah perintis Sokola Rimba. Dia adalah perintis pendidikan alternatif bagi masyarakat orang rimba (suku Kubu) yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi. Selama beberapa bulan dia tinggal bersama anak didiknya untuk mengajar membaca, menulis, dan berhitung.

Atas keberhasilannya merintis Sokola Rimba ini, seorang pembaca dengan akun @Robertus_Constantine mengusulkan Butet sebagai calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. "Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sukses mengelola Sokola Rimba," tulisnya, Senin (18/8/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama lainnya adalah Artidjo Alkostar, yang kini menjabat sebagai Hakim Agung. Pria kelahiran Situbondo, Jawa Timur, 22 Mei 1949 itu dikenal sebagai 'penjagal' koruptor. Dia tak segan menjatuhkan vonis berat kepada pelaku tindak pidana korupsi.

Pembaca detikcom dengan akun @Setya_Budi menilai Artidjo memiliki track record yang tegas, bersih, dan serius memerangi korupsi. Hal itu terlihat dari putusannya atas sejumlah kasus korupsi yang dia tangani.

"Dalam kehidupan keseharian beliau orang yang sangat sederhana. Menurut saya cocok jadi Menteri Hukum dan HAM," tulis @Setya_Budi.

 

Selain nama Butet Manurung dan Artidjo Alkostar sejumlah nama mantan pejabat juga diusulkan oleh pembaca. Nama-nama yang masuk antara lain, mantan Kepala Kepolisian RI Bambang Hendarso Danuri, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Achmad Hermanto Dardak, Direktur Utama RS Fatmawati Andi Wahyuningsih Attas. 

 

Program Seleksi Menteri diluncurkan sebagai respons atas terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019. Melalui program ini kami mencoba menyeleksi figur-figur yang layak duduk di kabinet, dan memberikan usulan lembaga-lembaga kementerian yang perlu ada.

Proses Seleksi Menteri dilakukan secara objektif dengan melibatkan 3 unsur: tim pakar, redaksi dan masyarakat. Tim pakar terdiri dari mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra Martha Hamzah (Ketua), pakar hukum tata negara Refly Harun, ekonom Fauzi Ichsan, ahli teknologi informasi Onno W Purbo, dan pakar komunikasi Aqua Dwipayana.

 

Anda punya nama-nama lain yang layak jadi menteri? Silakan kirim ke Seleksi Menteri.

(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads