Kerusuhan di Missouri AS Makin Parah, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Kerusuhan di Missouri AS Makin Parah, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

- detikNews
Kamis, 14 Agu 2014 13:53 WIB
Reuters
Missouri -

Kerusuhan yang terjadi di wilayah Ferguson, Missouri, Amerika Serikat belum juga reda, malah semakin parah. Polisi terpaksa melepas tembakan gas air mata, granat cahaya dan bom asap ke arah demonstran.

Sekitar 350 demonstran masih berkumpul di jalanan hingga Rabu (13/8) malam waktu setempat, untuk memprotes kematian seorang remaja kulit hitam dalam insiden penembakan oleh polisi. Unjuk rasa ini sudah memasuki malam keempat.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (14/8/2014), beberapa demonstran melempari polisi dengan batu. Reporter Reuters bahkan melaporkan melihat dua pemuda menyiapkan bom molotov untuk dilemparkan ke polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para demonstran telah berkumpul setiap malam semenjak Sabtu (9/8) lalu, setelah kematian seorang remaja kulit hitam bernama Michael Brown (18). Brown ditembak mati polisi karena dicurigai mengutil di salah satu toko setempat.

Warga mempertanyakan mengapa Brown ditembak, padahal remaja tersebut tidak bersenjata dan tidak melawan saat ditangkap polisi.

Kerusuhan ini menuai tanggapan dan keprihatinan dari banyak pihak, termasuk Presiden Barack Obama dan aktivis hak sipil setempat, Pendeta Al Sharpton. Semuanya menyerukan agar semua pihak tetap tenang.

Obama yang kini sedang berlibur di Martha's Vineyard, Massachusettss, diberitahu mengenai situasi di Ferguson pada Rabu (13/8) malam waktu setempat. Penasihat senior Valerie Jarrett dan Jaksa Agung AS Eric Holder menemuinya.

Sekitar 40 demonstran telah ditangkap polisi setempat semenjak Sabtu (9/8). Kepolisian setempat telah mengirimkan sejumlah besar personelnya, yang menggunakan pelindung lengkap ke Ferguson.

"Saya sudah muak diperlakukan berdasarkan warna kulit saya. Saya muak dengan kebrutalan polisi. Saya akan terus kembali ke sini setiap malam, hingga kami mendapat keadilan," tutur salah satu demonstran yang hanya bersedia menyebut nama depannya, Terrell (18).

Kepolisian setempat dianggap lamban dalam merilis informasi terkait penembakan Brown tersebut. Polisi juga menolak untuk merilis nama polisi yang terlibat insiden ini, dengan alasan mengkhawatirkan keselamatannya.

Hal tersebut sontak menuai kontra dan dikritik habis-habisan oleh para demonstran. Polisi penembak Brown tersebut kini dalam masa cuti administratif.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads