Politikus Golkar sempat bimbang usai pilpres. Kian 'panas' setelah jagonya kalah menurut rekapitulasi KPU. Isu munas dan pergantian kepempinan pun muncul. Ini kata Agung Laksono.
"Saya kira kalau dulu habis Pileg 9 April ditindaklanjuti dengan evaluasi dalam rapimnas, maka usai Pilpres, katakanlah semua sudah clear betul di MK dan sebagainya, maka DPP wajib menyelenggarakan rapimnas untuk evaluasi. Dan nanti kita lihat di situ perkembangannya," papar Agung di Istana Negara, Senin (28/7/2014).
Berdasarkan AD/ART, munas digelar 5 tahun sekali. Paling dekat seharusnya digelar 2015. Namun sebagaimana pemerintahan, jika masa baktinya 5 tahun, maka awal Oktober, seharusnya munas digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya apakah dirinya mau mencalonkan sebagai ketum, Agung menjawab diplomatis. Ia akan melihat situasinya. Menurut dia, yang terpenting munas terselenggara lebih dulu.
Kalau jadi ketum, apa Golkar akan tetap di pemerintahan? "Memang Pak Ical sendiri mengatakan arahnya adalah koalisi merah putih dan itu bisa diubah dengan perubahan kepemimpinan partai. Berarti tergantung kepemimpinan yang akan datang, hasil munas," kata Agung.
"Semua berpendapat sebaiknya kita membangun negara ini lebih kondusif, menjaga stabilitas nasional, tanpa kehilangan daya kritis. Itu semua bisa saja dilakukan saat kita bergabung membantu pemerintah seperti sekarang," tutup Agung.
(rvk/try)