Lembaga survei itu memprediksi selisih perolehan suara antar dua kandidat di pemilihan presiden nanti akan sangat tipis, yakni tak lebih dari 5 persen. Kedua calon tersebut memiliki peluang yang sama untuk menang. LSI Denny JA memprediksi pemenang pilpres pada 9 Juli nanti akan mendapatkan dukungan suara sebesar 51 sampai 53 persen. Sementara lawannya akan memperoleh 47 sampai 49 persen.
"Jika melihat hasil tren, Prabowo dapat mengambil pendukung Jokowi, tetapi pada akhirnya Jokowi tetap unggul dengan selisih 5%," kata peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (26/6/2014).
Persentase kemenangan Jokowi bisa bertambah asal calon presiden yang diusung koalisi PDI Perjuangan, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura dan PKPI itu bisa merebut kembali 'cinta' yang hilang dari beberapa kalangan.
LSI Denny JA menyebut setidaknya ada delapan segmen yang suaranya berpaling dari Jokowi. Yakni dari kalangan pemilih laki-laki, berpendidikan tinggi, pemilih muslim, pemilih pedesaan, pemilih NU, pemilih berpendapatan tinggi, dan pemilih dari Jawa Barat.
"Dalam dua bulan terakhir, Maret sampai Juni 2014 dukungan Jokowi di segmen itu berkurang masing-masing sekitar 5-10 persen," kata Fitri.
Capres Jokowi menurut hasil survei itu lebih banyak disukai pemilih perempuan. Sementara Prabowo disukai pemilih laki-laki. Menurut Fitri, Jokowi disukai pemilih perempuan 48,1 persen karena kepribadiannya yang sederhana.
"Kenapa Jokowi lebih disukai pemilih perempuan dibanding pemilih laki-laki? Karena jika dibreakdown ke dalam kepribadian calon presiden, Jokowi sederhana, peduli rakyat kecil dan sering blusukan. Karakter ini lebih dilihat, lebih disukai kaum perempuan dan ibu rumah tangga," kata Fitri.
Berbeda dengan Jokowi, Fitri menyebut Prabowo lebih disukai pemilih laki-laki sebanyak 43,2 persen. Mantan Danjen Kopassus itu dinilai punya kepribadian tegas dan berwibawa.
"Prabowo lebih disukai pemilih laki-laki yang didominasi kepala keluarga karena kepribadian yang tegas, pintar, berani, berwibawa, dan maskulin," sebut Fitri.
(erd/nrl)











































