Pujian JK, Buya Syafi'i, Samad dan Khofifah untuk Jokowi

Pujian JK, Buya Syafi'i, Samad dan Khofifah untuk Jokowi

- detikNews
Minggu, 04 Mei 2014 09:41 WIB
Pujian JK, Buya Syafii, Samad dan Khofifah untuk Jokowi
Jakarta - Dalam safari politiknya ke sejumlah kota di Jawa, capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan beberapa tokoh baik secara sengaja maupun tanpa sengaja. Umumnya para tokoh mendendangkan pujian-pujian bagi Gubernur DKI Jakarta ini.

Jusuf Kalla misalnya, mantan Wakil Presiden ke-10 ini optimis capres PDIP Jokowi akan melenggang mulus di gelaran Pilpres nanti. Kemudian Ketua PP Muhammadiyah periode 2000-2005 Buya Syafii Maarif juga memuji sosok Jokowi yang sederhana dan apa adanya.

Tak hanya itu, Ketua KPK Abraham Samad pun menyatakan Jokowi adalah sosok yang cocok menduduki kursi orang nomor satu di Tanah Air. Hal itu diamini oleh Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.

Berikut pujian dari sejumlah tokoh penting untuk Jokowi:

1. Insya Allah Jokowi Menang

Jokowi bertemu JK di Bandara Halim Perdanakusumah
Jusuf Kalla atau yang akrab disapa JK secara tak sengaja bertemu dengan Jokowi di ruang VIP Bandara Halim Perdanakusumah. Dalam kesempatan itu secara terang-terangan Ketua PMI ini menyatakan keyakinannya besar kans Jokowi untuk memenangi Pilpres 2014.

"Insya Allah (menang)," ujar JK di hadapan Jokowi yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang.

Saat disinggung soal kekompakan mereka dan peluang JK menjadi Cawapres Jokowi, ketua PMI itu menjawab dengan bercanda. "Kan saya presiden juga, presiden PMI," kata JK.

Keduanya berbincang singkat, sekitar dua menit. Pertemuan digelar tertutup.

1. Insya Allah Jokowi Menang

Jokowi bertemu JK di Bandara Halim Perdanakusumah
Jusuf Kalla atau yang akrab disapa JK secara tak sengaja bertemu dengan Jokowi di ruang VIP Bandara Halim Perdanakusumah. Dalam kesempatan itu secara terang-terangan Ketua PMI ini menyatakan keyakinannya besar kans Jokowi untuk memenangi Pilpres 2014.

"Insya Allah (menang)," ujar JK di hadapan Jokowi yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang.

Saat disinggung soal kekompakan mereka dan peluang JK menjadi Cawapres Jokowi, ketua PMI itu menjawab dengan bercanda. "Kan saya presiden juga, presiden PMI," kata JK.

Keduanya berbincang singkat, sekitar dua menit. Pertemuan digelar tertutup.

2. Jokowi Tak Peduli Citra

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif menerima kedatangan Jokowi di kediamannya pada Sabtu (3/5) lalu. Menurut Buya, Jokowi adalah capres pertama yang mengunjungi rumahnya.

Ia menilai Jokowi adalah sosok yang apa adanya, termasuk cara berpakaian. Buya juga sempat berkelakar sepatu yang dikenakan mantan Walikota Surakarta ini harganya tak lebih dari Rp 50 ribu.

"Dia tidak peduli citra citra. Sepatu murah seperti itu, tuh liat saja (menunjuk sepatu Jokowi) ini kan sudah pertanda," ujar Buya.

2. Jokowi Tak Peduli Citra

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif menerima kedatangan Jokowi di kediamannya pada Sabtu (3/5) lalu. Menurut Buya, Jokowi adalah capres pertama yang mengunjungi rumahnya.

Ia menilai Jokowi adalah sosok yang apa adanya, termasuk cara berpakaian. Buya juga sempat berkelakar sepatu yang dikenakan mantan Walikota Surakarta ini harganya tak lebih dari Rp 50 ribu.

"Dia tidak peduli citra citra. Sepatu murah seperti itu, tuh liat saja (menunjuk sepatu Jokowi) ini kan sudah pertanda," ujar Buya.

3. Jokowi Cocok Jadi Presiden

Ketua KPK Abraham Samad secara tak sengaja bertemu dengan bakal calon presiden yang diusung PDIP, Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, Sabtu (3/5) lalu. Ia mengatakan, dirinya dan Jokowi dipertemukan oleh Tuhan.

"Saya dari UGM ,kuliah pemberantasan korupsi. Tuhan yang mempertemukan," kata Abraham Samad.

Lebih lanjut, Samad memuji Jokowi cocok menjadi Presiden yang akan datang. "Dari dulu saya bilang kalau Pak Jokowi cocok jadi presiden," terangnya.

Tak hanya Samad saja yang memuji, tetapi juga Jokowi. Pria asal Makassar ini juga dinilai sebagai sosok beritegritas dan memiliki kompetensi oleh Jokowi.

3. Jokowi Cocok Jadi Presiden

Ketua KPK Abraham Samad secara tak sengaja bertemu dengan bakal calon presiden yang diusung PDIP, Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, Sabtu (3/5) lalu. Ia mengatakan, dirinya dan Jokowi dipertemukan oleh Tuhan.

"Saya dari UGM ,kuliah pemberantasan korupsi. Tuhan yang mempertemukan," kata Abraham Samad.

Lebih lanjut, Samad memuji Jokowi cocok menjadi Presiden yang akan datang. "Dari dulu saya bilang kalau Pak Jokowi cocok jadi presiden," terangnya.

Tak hanya Samad saja yang memuji, tetapi juga Jokowi. Pria asal Makassar ini juga dinilai sebagai sosok beritegritas dan memiliki kompetensi oleh Jokowi.

4. Jokowi Mampu Menyeimbangi

Setelah dari Yogyakarta, Jokowi mengunjungi Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jatim. Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut mengatakan jika Jokowi datang menemuinya hanya untuk bersilaturahmi.

"Hanya silaturahmi saja. Kata Nabi silaturahmi bisa perpanjang umur, nambah rezeki, dan dianjurkan agama Islam," ujarnya.

Bicara soal kriteria presiden, Khofifah lebih memilih presiden yang bisa menyeimbangkan antara pro growth, pro poor, dan pro business. Kalau mengutamakan pro growth maka pertumbuhan tinggi tapi ketimpangan melebar.

Kalau mengutamakan pro poor maka pertumbuhan rendah tapi penyejahteraan rendah. Kalau pro business maka pertumbuhan tinggi tapi kasihan rakyat kecil seperti petani dan nelayan. "Tidak bisa satu mendominasi yang lain," tandas Khofifah.

4. Jokowi Mampu Menyeimbangi

Setelah dari Yogyakarta, Jokowi mengunjungi Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jatim. Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut mengatakan jika Jokowi datang menemuinya hanya untuk bersilaturahmi.

"Hanya silaturahmi saja. Kata Nabi silaturahmi bisa perpanjang umur, nambah rezeki, dan dianjurkan agama Islam," ujarnya.

Bicara soal kriteria presiden, Khofifah lebih memilih presiden yang bisa menyeimbangkan antara pro growth, pro poor, dan pro business. Kalau mengutamakan pro growth maka pertumbuhan tinggi tapi ketimpangan melebar.

Kalau mengutamakan pro poor maka pertumbuhan rendah tapi penyejahteraan rendah. Kalau pro business maka pertumbuhan tinggi tapi kasihan rakyat kecil seperti petani dan nelayan. "Tidak bisa satu mendominasi yang lain," tandas Khofifah.
Halaman 2 dari 10
(mpr/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads