Dari pengamatan detikcom, Selasa (29/4/2014), massa melakukan demo di lapangan belakang gedung Tri Brata (ruang kerja) Kapolda. Entah bagaimana mereka bisa masuk dan menembus penjagaan hingga sampai ke lapangan di dalam komplek Polda Jatim.
Padahal setiap ada demo, biasanya massa hanya berada di luar pagar Polda Jatim. Massa menuntut ditemui kapolda untuk menyampaikan aspirasi kasus tanah di Tambak Sawah, Sidoarjo.
Jika tidak ditemui, mereka mengancam akan menduduki Polda Jatim hingga ditemui orang nomor nomor satu di Polda Jatim tersebut. Massa berunjuk rasa mengunakan baju gamis dan bersongkok serta membawa bendera Jamiyah Ta'jul Muslimin Jawa Timur.
Akhirnya kedatangan massa tersebut mendapat penjagaan ketat. Personel Sabhara Polda Jatim dengan pengamanan berlapis segera menggeser massa ke tengah lapangan.
"Kemarin kami datang ke sini untuk menemui bapak kapolda. Tapi kami sampai mengemis-emis tapi tidak ditemui. Ini adalah yang kedua kalinya. Kalau Kapolda tidak menemui kami, kami akan di sini seminggu, sebulan, atau sampai kami ditemui langsung," teriak korlap aksi Malakunaefi.
Dia menegaskan, kedatangan mereka ke sini untuk meminta kapolda menggelar kembali masalah sengketa tanah Tambak Sawah. Dia mencurigai bahwa ada permainan antara aparat dengan salah satu pihak yang bersengketa.
"Pak Sai ini kan pemilik tanah tapi malah ditetapkan sebagai DPO, tiba-tiba kepemilikan tanah berubah menjadi milik Henry Gunawan. Ini ada apa," ujar Malakunaefi.
Ia menuntut Kapolda untuk bertindak tegas terhadap oknum-oknumn dalam kasus tanah seluas 13 hektar yang sudah berlangsung sejak 1989 tersebut.
"Pak Kapolda harus tanda tangan pernyataan sikap agar ke depan tidak berkelit agar beliau mau menegakkan hukum dan menyeret semua yang menodai pancasila. Tak boleh rakyat terjajah di negaranya sendiri," tukasnya.
(iwd/fat)