"Betul, pelaku (pembobol ATM, red) sudah kita tangkap di Banyuwangi. Sementara ini ATM milik tersangka yang menjadi petunjuk," kata AKP Sunarto saat dihubungi detikcom, Jumat (25/4/2014).
Kasatreskrim Polres Situbondo itu menuturkan, uang hasil pembobolan Rp 379,320 juta sementara ini masih terus dikorek. Dari pengakuan pelaku, uang sebanyak itu sebagian sudah dibelanjakan. Diantaranya untuk membeli peralatan sound system Rp 30 juta.
"Ada juga yang dititipkan di koperasi Rp 10 juta dan sebagian lagi dipinjamkan ke teman-temannya," papar Sunarto.
Informasi yang dihimpun detikcom menyebutkan, pelaku berhasil ditangkap Satuan Reskrim Polres Situbondo di rumahnya di wilayah Kabat Banyuwangi, Kamis (24/4) petang. Selama ini keberadaan pelaku di Situbondo untuk sekolah dan tinggal di pondok pesantren (ponpes). Sejak aksinya membobol ATM Bank Muamalat terkuak, pelaku langsung hilang dari ponpesnya.
Beberapa waktu lalu polisi sempat menggerebek rumahnya di Banyuwangi, namun pelaku tidak ada. Baru, petang kemarin penangkapan yang dipimpin Kanit Pidum Satreskrim Iptu Sadali ke rumah pelaku membuahkan hasil. Tanpa perlawanan pelaku berhasil dibekuk.
"Sementara ini barang buktinya baru ATM milik pelaku. Untuk hasil pembobolannya nanti menunggu pelaku diperiksa. Beberapa barang yang dibeli menggunakan uang hasil pembobolan akan kita sita sebagai barang bukti pengganti. Termasuk sound system itu," tegas mantan Kapolsek Srono Banyuwangi itu.
Sebelumnya, pembobolan mesin ATM dengan modus mematikan skring listrik terjadi di Situbondo. Tak tanggung-tanggung, uang yang berhasil ditarik dari mesin ATM Bank Muamalat di Kecamatan Banyuputih mencapai Rp 379.320.000.
Pembobolan modus baru itu dilakukan berulang-ulang sejak Desember 2013 hingga Maret 2014 lalu. Yang mengejutkan, dari hasil rekaman CCTV diduga pelaku pembobolan masih berstatus siswa SMK di Kecamatan Banyuputih.
(fat/fat)