"Semuanya masih saksi. Otaknya juga belum kita temukan," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta saat dihubungi detikcom, Sabtu (19/4/2014).
Selain itu, Setija juga mengaku sampai saat ini jaringan di sekolah SMA lain di Surabaya pihaknya juga belum bisa mengungkap. Namun ia optimis akan bisa mengungkap kasus ini.
"Belum. Tapi yang pasti indikasi itu ada, mohon doanya ya supaya biar cepat terungkap," imbuhnya.
Sedangkan hasil koordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh, Setija mengungkapkan kementerian sangat mendukung upaya kepolisian dan menunggu hasil final penyelidikan.
"Prinsipnya Pak Nuh menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian dan mencocokkan kunci jawaban juga belum kita lakukan karena pak Menteri mengaku tidak mempunyai kewenangan membuka kunci jawaban," ungkap Setija.
Sebelumnya diberitakan, 16 siswa sebuah SMA di Sememi, Benowo dimintai keterangan terkait jual beli jawaban soal UN di sekolah tersebut. Kasus itu berawal dari penggerebekan polisi di rumah R yang digunakan menggandakan soal tersebut.
Dari mereka polisi menyita 200 lembar kunci jawaban soal UN untuk hariketiga. Di dalam lembar itu terdapat 20 kunci jawaban untuk 20 model soal yang ada. Kunci jawaban itu perlembarnya dijual Rp 150 ribu.
Hasil penyelidikan sementara, polisi mendapat keterangan dari dua siswa SMA yang diamankan jika kasus ini melibatkan jaringan yang dikendalikan oleh seseorang yang mendapat sebutan Joki Gosok. Ada lebih dari 5 jaringan yang dipunyai Joki Gosok.
(ze/bdh)