Kepala Humas PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak Dhany Rahmad Agustian mengatakan, sepanjang Januari hingga Maret 2014 tercatat 3.271 unit kapal telah membawa barang dan orang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dengan berat kapal mencapai 17,5 juta gross ton (GT).
"Kenaikan jumlah kunjungan kapal ke pelabuhan Tanjung Perak menunjukkan geliat perdagangan di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) semakin meningkat," kata Dhany dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (18/4/2014).
Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan pedagangan dan arus barang yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan utama sebagai pintu gerbang perekonomian wilayah Jawa Timur dan juga Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Berdasarkan jenis kapalnya, kapal peti kemas masih mendominasi dengan jumlah 1.125 unit dengan berat mencapai 8,9 juta GT, disusul kapal tanker sebanyak 386 unit dengan berat mencapai 3,1 juta
Selanjutnya, kapal penumpang hingga triwulan I tahun 2014 tercatat 378 unit atau setara dengan 2,9 juta GT. Kemudian kapal non peti kemas sebanyak 613 unit atau setara 1,8 juta GT.
Berdasarkan bendera kapal, kapal berbendera Indonesia masih mendominasi sebesar 54 persen dibandingkan kapal berbendera asing. Kapal berbendera Indonesia tercatat 2.805 unit dengan berat mencapai 9,4 juta GT, sedangkan kapal berbendera asing tercatat 466 unit atau 8 juta GT.
General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Perak Toto Heli Yanto menjelaskan, peran pelabuhan tidak dapat dipungkiri saat ini semakin penting sebagai gerbang perekonomian dan arus barang serta sebagai salah satu mata rantai logistik.
Tren selama 5 tahun terakhir, kata Toto, menunjukkan peningkatan yang signifikan khususnya dalam ukuran kapal. "Arus peningkatan kunjungan kapal ini akan semakin meningkat sangat tajam khususnya pada satuan Gross Ton (GT) setelah pelebaran dan pendalaman Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) selesai," tutur dia.
APBS dinilai memiliki peranan penting dalam menunjang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pintu gerbang ekonomi Provinsi Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur dengan harapan bisa mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sebesar 7%-8% pada 2014.
(iwd/fat)