5 Kisah Manajer Pelaku Paedofil Bergelar S2

5 Kisah Manajer Pelaku Paedofil Bergelar S2

- detikNews
Kamis, 17 Apr 2014 10:28 WIB
5 Kisah Manajer Pelaku Paedofil Bergelar S2
Jakarta - Tjandra Adi Gunawan (37), manajer bergelar master, dicokok polisi karena diduga terlibat dalam kasus paedofil. Sarjana kedokteran gigi itu ditangkap pada 24 Maret 2014 di Surabaya di perusahaannya.

Berikut kisah Tjandra seperti dirangkum detikcom, Kamis (17/4/2014):

1. Beraksi Lewat FB dan Mengaku Dokter Wanita

ilustrasi
Tjandra beraksi memperdaya korbannya melalui facebook. Pelaku juga mempelajari profil para korbannya di media sosial itu.

"Pelaku membuat akun Facebook menyamar sebagai seorang wanita dan berprofesi sebagai dokter kesehatan reproduksi. Wanitanya cantik," kata Direktur Tipid Eksus Bareskrim Brigjen Arief Sulistyanto, di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014),

Dalam penyamarannya itu pelaku mencari korban dan berkenalan melalui chat yang menjadi fitur Facebook.

"Dia meng-invite korbannya, setelah diterima dia mengajak chat korbannya," kata Arief.

Dalam percakapan itu, korban menjelaskan mengenai kesehatan reproduksi.

1. Beraksi Lewat FB dan Mengaku Dokter Wanita

ilustrasi
Tjandra beraksi memperdaya korbannya melalui facebook. Pelaku juga mempelajari profil para korbannya di media sosial itu.

"Pelaku membuat akun Facebook menyamar sebagai seorang wanita dan berprofesi sebagai dokter kesehatan reproduksi. Wanitanya cantik," kata Direktur Tipid Eksus Bareskrim Brigjen Arief Sulistyanto, di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014),

Dalam penyamarannya itu pelaku mencari korban dan berkenalan melalui chat yang menjadi fitur Facebook.

"Dia meng-invite korbannya, setelah diterima dia mengajak chat korbannya," kata Arief.

Dalam percakapan itu, korban menjelaskan mengenai kesehatan reproduksi.

2. Menyuruh Anak-anak Berfoto Selfie Kemaluan

ilustrasi
Guna meyakinkan para korbannya, Tjandra meminta korban untuk berfoto selfie kemaluan. Foto tersebut mulai dari berpakaian lengkap sampai dengan telanjang.

"Bahkan anak-anak tersebut diminta sampai melakukan masturbasi dan difoto," kata Arief.

2. Menyuruh Anak-anak Berfoto Selfie Kemaluan

ilustrasi
Guna meyakinkan para korbannya, Tjandra meminta korban untuk berfoto selfie kemaluan. Foto tersebut mulai dari berpakaian lengkap sampai dengan telanjang.

"Bahkan anak-anak tersebut diminta sampai melakukan masturbasi dan difoto," kata Arief.

3. Sebar Foto Korban di FB untuk Pemerasan dan Adu Domba

ilustrasi
Setelah berhasil mendapatkan foto telanjang korban, Tjandra mengunggahnya ke berbagai situs dan jejaring sosial. Bahkan dia mengunggahnya ke alamat Facebook orangtua dan guru korban dengan motif jahat.

"Pelaku ingin mengadu domba antara orangtua dan guru korban," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim Polri Brigjen Arief Sulistyanto di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014).

Agar tidak terlacak, pelaku membuat akun Facebook lain dengan menggunakan identitas korban-korban. Dari akun itulah pelaku mengunggah foto para korbannya dan mengirimkan ke guru dan orangtua korbannya.

"Jadi seolah-olah korban yang meng-upload foto-foto tersebut," papar Arief.

Selain itu, motif pelaku menyebar foto tersebut ke orangtua dan guru korban adalah diduga untuk memeras.
"Pemerasan dan mengadu domba, bahkan ada guru dan orangtua terjadi friksi, dituduh men-gupload," ujarnya.

3. Sebar Foto Korban di FB untuk Pemerasan dan Adu Domba

ilustrasi
Setelah berhasil mendapatkan foto telanjang korban, Tjandra mengunggahnya ke berbagai situs dan jejaring sosial. Bahkan dia mengunggahnya ke alamat Facebook orangtua dan guru korban dengan motif jahat.

"Pelaku ingin mengadu domba antara orangtua dan guru korban," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim Polri Brigjen Arief Sulistyanto di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014).

Agar tidak terlacak, pelaku membuat akun Facebook lain dengan menggunakan identitas korban-korban. Dari akun itulah pelaku mengunggah foto para korbannya dan mengirimkan ke guru dan orangtua korbannya.

"Jadi seolah-olah korban yang meng-upload foto-foto tersebut," papar Arief.

Selain itu, motif pelaku menyebar foto tersebut ke orangtua dan guru korban adalah diduga untuk memeras.
"Pemerasan dan mengadu domba, bahkan ada guru dan orangtua terjadi friksi, dituduh men-gupload," ujarnya.

4. Ada 10 Ribu Foto Bugil Anak

ilustrasi
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dit Tipid Eksus) Bareskrim Polri menemukan ribuan foto telanjang anak-anak korban Tjandra di Surabaya, Jatim. Mereka terdiri dari siswa dan siswi sekolah dasar, hingga SMP.

Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim Polri Brigjen Arief Sulistyanto, terdapat enam korban dalam satu sekolah di Surabaya yang menjadi korban tersangka Tjandra.

Enam korban tersebut terdiri dari empat siswi SD berusia 11-12 tahun, satu siswi SMP berusia 14 tahun, dan satu siswa SMP berusia 14 tahun.

"Total foto yang ditemukan ada 10.236 buah foto pornografi anak," kata Arief di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014).

4. Ada 10 Ribu Foto Bugil Anak

ilustrasi
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dit Tipid Eksus) Bareskrim Polri menemukan ribuan foto telanjang anak-anak korban Tjandra di Surabaya, Jatim. Mereka terdiri dari siswa dan siswi sekolah dasar, hingga SMP.

Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim Polri Brigjen Arief Sulistyanto, terdapat enam korban dalam satu sekolah di Surabaya yang menjadi korban tersangka Tjandra.

Enam korban tersebut terdiri dari empat siswi SD berusia 11-12 tahun, satu siswi SMP berusia 14 tahun, dan satu siswa SMP berusia 14 tahun.

"Total foto yang ditemukan ada 10.236 buah foto pornografi anak," kata Arief di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014).

5. Tjandra Diduga Terlibat Jaringan Paedofil Internasional

ilustrasi
Polisi mensinyalir, Tjandra terlibat jaringan paedofil internasional.

"Ada indikasi tersangka terlibat jaringan paedofil internasional," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim Polri, Brigjen Arief Sulistyanto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014).

Indikator tersebut didapat dari ditemukannya beberapa percakapan yang ada di komputer tersangka dengan beberapa pihak yang juga para paedofil internasional.

"Bahkan ada tawar menawar, tukar menukar gambar child pornography," kata Arief.

Namun, kata Arief, pihaknya belum mengungkap transaksi yang dilakukan tersangka dengan jaringan paedofil internasional dalam transaksi yang dimaksud tersebut.

"Belum berhasil diungkap apa sudah dijual atau tidak, tapi ada korespondensi dengan sindikat internasional," ujar Arief.

5. Tjandra Diduga Terlibat Jaringan Paedofil Internasional

ilustrasi
Polisi mensinyalir, Tjandra terlibat jaringan paedofil internasional.

"Ada indikasi tersangka terlibat jaringan paedofil internasional," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim Polri, Brigjen Arief Sulistyanto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014).

Indikator tersebut didapat dari ditemukannya beberapa percakapan yang ada di komputer tersangka dengan beberapa pihak yang juga para paedofil internasional.

"Bahkan ada tawar menawar, tukar menukar gambar child pornography," kata Arief.

Namun, kata Arief, pihaknya belum mengungkap transaksi yang dilakukan tersangka dengan jaringan paedofil internasional dalam transaksi yang dimaksud tersebut.

"Belum berhasil diungkap apa sudah dijual atau tidak, tapi ada korespondensi dengan sindikat internasional," ujar Arief.
Halaman 2 dari 12
(nik/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads