"Saya tidak yakin tingkat kebenarannya apa betul. Yang tahu jawabannya Puspendik. Kami pun tidak tahu, saya pun tidak yakin jawaban itu benar. Jangankan kunci jawaban, model soalnya saja kami tidak tahu," kata Harun saat berbincang-bincang dengan detikcom, Kamis (17/4/2014).
Harun juga mendukung langkah polisi yang akan berkoordinasi dengan pihaknya untuk mencocokkan kunci jawaban yang disebarkan dua siswa SMA tersebut.
"Itu sangat benar untuk memastikan kebenaran kunci jawaban. Selain itu juga harus diusut hingga tuntas," ungkap dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua siswa SMA di Sememi, Benowo diamankan polisi. Mereka diduga menjadi otak penyebaran kunci jawaban soal UN di sekolahnya. Dua siswa itu menjual kunci jawaban UN per lembar Rp 150 ribu. Selain mereka berdua, polisi juga memeriksa siswa lain sebagai saksi.
(ze/fat)