"Persoalan tersebut sebenarnya sangat sederhana bila ketum SDA melakukan tabayyun atau klarifikasi kepada DPW agar jelas permasalahannya," ujar Ketua DPW PPP Jawa Timur HM Musaffa’ Noer dalam keterangan yang diterima wartawan, Rabu (16/4/2014).
Menurut Musaffa', sebagai Ketum, SDA harusnya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh partai. Berdasarkan hasil Mukernas di Bandung pada Februari lalu, nama Prabowo Subianto tak masuk dalam kandidat Capres yang akan didukung PPP.
"Tidak ada nama Prabowo dalam hasil Mukernas II. Sedangkan untuk koalisi dengan partai lain untuk kepentingan Pilpres dibahas setelah Pileg di dalam Mukernas lagi," jelas Musaffa'.
Untuk itu, SDA harus mau menjelaskan maksud kedekatannya dengan Prabowo Subianto. Jika dia telah melanggar AD/ART partai, maka SDA harus dengan legowo meminta maaf pada jajaran DPW.
"Ketum bisa memberikan contoh kepada kader lainnya sikap yang baik dengan meminta maaf bila tindakan tersebut dirasa salah," ungkap Musaffa'.
(kha/rvk)