.webp)
Sebelumnya, putra Bupati Malang ini dicecar 22 pertanyaan oleh Panwascam terkait laporan money politics saat hari H pencoblosan.
"Dengan tegas, kami mengklarifikasi itu tidak ada. Dan bukan dari kami," kata caleg DPR RI dari Partai Nasdem ini, Jumat (11/4/2014) malam.
Menurut dia, ini merupakan ujian sebagai peserta dan parpol baru di Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April lalu.
"Ujian berat bagi kami, sebagai peserta baru. Menurut kami, ini ulah orang tak bertanggung jawab," tuturnya.
Ia mengungkapkan, selama terjun di dunia politik tak sepeser pun mengucurkan uang untuk mendulang suara. Kecuali gaji bagi tim pemenangan yang mengawal dirinya.
"Tidak uang, kecuali gaji untuk tim," ungkapnya.
Ditanya, bukti money politics yang diamankan panwascam, berupa amplop berisi uang Rp 50 ribu bersama stiker bergambar dirinya, dirinya menggeleng.
"Kami juga bingung itu amplop darimana. Kalau stiker, sudah lama beredar sebagai media sosialisasi. Karena ada aturan yang membolehkan, jika berbentuk seperti kartu nama," jelasnya.
Usai meminta keterangan Dewanata, panwascam akan melimpahkan berkas penanganan perkara selanjutnya ke Pos Gakumdu Polres Malang.
"Siang ini, berkas kami limpahkan ke gakumdu, untuk penanganan selanjutnya," ujar Divisi Penindakan Panwaslu Kabupaten Malang Goerge Da Silva terpisah.
Pihaknya berterima kasih Dewanata sudah hadir memenuhi panggilan, untuk mengklarifikasi laporan yang diterima panwascam. "Yang bersangkutan kooperatif untuk masalah ini," pujinya.
Seperti diberitakan, Panwascam Jabung, Kabupaten Malang, memproses temuan money politics yang diduga melibatkan caleg DPR RI Kresna Dewanata Phrosakh. Money politics saat hari H pencoblosan ini dilaporkan warga yang menerima amplop berisi uang tunai Rp 50 ribu dan stiker bergambar putra Bupati Malang Rendra Kresna.
(fat/fat)
