Hal ini seolah menegaskan bahwa SBY belum habis. Kekuatan SBY di tengah masyarakat memang masih kuat, demikian juga di internal PD dan partai koalisi pemerintahan saat ini. SBY diyakini menjadi salah satu penentu koalisi Pilpres 2014.
"Hingga saat ini SBY masih menahan kartu truf untuk capres dari Demokrat. SBY benar-benar berhitung untuk pencapresan ini. Predikat King Maker wajar disematkan kepadanya karena benar-benar menyembunyikan siapa yang ia persiapkan menjadi penggantinya di eksekutif," kata pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada detikcom, Jumat (11/4/2014).
SBY memang jadi fenomena setelah menang Pilpres 2004 meski PD kala itu masih berpredikat partai kecil. Dilanjutkan dengan kemenangan satu putaran di Pilpres 2009 dengan raihan 60,8%. Manuver politik dan teknik komunikasi koalisi SBY tak diragukan lagi.
Menurut Henri, SBY akan mengambil posisi paling strategis di Pilpres 2014 mendatang. Kemungkinan menjagokan capres peserta konvensi sebagai cawapres.
"Kemungkinan Demokrat akan memilih di antara Dahlan Iskan, Anies Baswedan, Gita Wiryawan atau Pramono Edhie," katanya.
Di luar PD, Hendri memprediksi, ada 3 kekuatan lain yang juga akan bermanuver ke Pilpres 2014. "Bila beberapa hasil quick count hari ini tepat maka Golkar, PDIP, Gerindra dan Demokrat akan menjadi 4 partai dengan perolehan di atas 10%. Artinya, di tangan mereka lah nasib Indonesia lima tahun ke depan ini ditentukan," ujar Hendri.
"Baik PDIP atau Golkar sebagai calon kuat pemenang Pileg sudah seharusnya merapatkan barisan menyambut Pilpres Juli mendatang. Prabowo walaupun Gerindra di peringkat 3, boarding pass menuju kompetisi capres masih terbuka lebar," pungkasnya.
(van/try)