Kejadian pemukulan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, Kamis (10/4/2014). Hari yang turun dari tangga memukul Irfan, wartawan Jawa Pos yang tengah memfotonya. Bahkan, wartawan detikcom yang hendak mengambil gambar Hari di dalam mobil, juga dipukul dan hampir mengenai kamera.
Saat keluar dari Kantor Panwaslu, Hari terus menutupi wajahnya dengan menggunakan jaket. Saat ditanya wartawan terkait motif pencoblosan yang dilakukannya, Hari bungkam.
Akhirnya mobil yang membawa Hari Patmono pun meluncur meninggalkan kantor Panwaslu, dengan pengawalan yang ketat dari kepolisian.
Hari diketahui membuka kotak suara DPR RI dan DPRD Kabupaten Blitar, dan mencoblosi surat suara untuk DPR RI calon legislatif dari Partai Demokrat dengan nomor urut 2 yaitu Nova Rianti Yusuf daerah pilihan 6 Jawa Timur, dan calon legislatif DPRD Kabupaten Blitar nomor urut 6 Heni Retna Wizi Suci dari Partai Gerindra.
Temuan kecurangan tersebut terungkap, saat Panwaslu melakukan sidak di sejumlah TPS yang diduga rawan kecurangan, Selasa (8/4/2014) sekitar pukul 23.00 WIB.
Panwas menemukan 2 kotak suara yang disendirikan berada di belakang TPS. Saat diperiksa, ternyata segel pada kunci telah rusak. Ketua Panwaslu kemudian berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait siapa yang membuka 2 kotak suara tersebut.
Kecurigaan pun ternyata benar. Sebanyak 110 surat suara telah dicoblos, masing-masing 55 surat suara untuk Nova Rianti dan 55 surat suara untuk Heni.
(bdh/bdh)