"Pemilu legilsatif akan menguji apakah efek Jokowi akan memberikan keuntungan bagi PDIP atau tidak, melihat data Quick Count, efek Jokowi belum cukup kuat mendongkrak suara," kata pengamat politik Charta Politik, Arya Fernandes dalam siaran pers, Rabu (9/4/2014).
Menurut Arya, hasil Quick Count sementara menunjukkan PDIP diprediksi akan mendapat perolehan suara pada kisaran 19-22%. Kemudian akan dibuntuti oleh Golkar dan Gerindra. Hasil ini merefleksikan hasil kerja pimpinan dan kader partai. Selain itu hasil ini mencerminkan kualitas organisasi ditambah dengan profil ketokohan dari para pimpinan partai dan caleg-calegnya.
"Berbeda dengan pilpres. Dalam pileg faktor insfrastruktur partai menjadi penting. Insfrastruktur partai, pengalaman, kerja keras, dan soliditas partai, lebih menentukan dibandingkan figur capres dalam Pemilu Legislatif," tutur Arya.
Menurut Arya juga, persaingan ketat antar partai menunjukkan tidak mudah bagi PDIP untuk mendomisi perebutan suara. Dulu pada pemilu 1999, PDIP berhasil mendapatkan 33 persen suara dengan kondisi anti golkar yang kuat.
"Kini setelah 3 kali pemilu, kompetisi antar partai semakin kuat, dan partai sdh punya basis, susah bagi PDIP untuk tembus 30%," tutu pengamat politik Arya Fernandes.
(ndr/gah)