Namun di tangan sejumlah anak muda ini, limbah caleg itu menjadi benda yang berguna. Dengan kreativitasnya, limbah caleg itu bisa berubah menjadi tas dan dompet. Mereka memanfaatkan bahan vinyl yang biasanya digunakan untuk membuat atribut.
"Kami prihatin saja melihat limbah caleg yang menumpuk sia-sia. Padahal limbah itu bisa dibuat menjadi sesuatu yang berguna," kata Delila, koordinator anak muda surabaya yang tergabung dalam D'Blogger kepada detikcom, Minggu (6/4/2014).
Delila mengatakan, idenya itu terinspirasi dari melihat kreativitas orang Jepang yang membuat dompet dari kertas. Setelah diperhatikan, Delila dan teman-temannya sadar jika dompet serupa bisa juga dibuat dengan bahan vinyl dari limbah caleg.
"Kami mengambil limbah caleg yang berjatuhan, mengambil sendiri, atau kalau perlu nanti minta ke panwaslu," ujar Delila.
Delila menerangkan, tak sulit membuat dompet dari limbah caleg. Hanya bermodalkan kertas, gunting, dan pena, sebuah dompet sudah bisa dibuat. Pertama, pola dompet digambar di atas vinyl limbah caleg. Selanjutnya, pola itu digunting. dan langkah terakhir adalah melipat pola itu hingga menjadi sebuah dompet.
"Membuatnya sangat sederhana, tanpa lem dan tanpa jahit. Hanya memanfaatkan lipatan untuk membuat sebuah dompet," terang perempuan berjilbab itu.
Dalam kegiatan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Darmo, Delila dan teman-temannya membuat dompet dari limbah caleg tersebut. Dompet itu kemudian dibagi-bagikan ke warga yang mengikuti CFD. Mereka menerimanya dengan senang hati.
"Bagus juga. Kreatif dan tanpa modal, bisa menjadi sesuatu yang berguna," ujar Irma, salah satu warga.
(iwd/fat)