Aksinya terbongkar setelah salah satu orang korban yaitu Suryarno (45), warga Ketanggi, Rembang Kota, Rembang merasa curiga dan melaporkannya ke kantor Denpomal Lanal Semarang hari Selasa (1/4/2014) lalu. Suryarno mengaku tertipu Rp 35 juta karena ingin anaknya menjadi anggota TNI AL.
Suyarno mengatakan awal pertemuannya dengan Hery terjadi bulan Mei 2013 lalu setelah dikenalkan oleh seseorang. Ketika itu Hery datang ke rumah Suyarno memakai baju loreng warna hijau lengkap dengan senjata pistol. Pelaku mengaku bernama Kolonel Harryo Tedjo, dengan menyodorkan kartu nama palsu, pelaku meyakinkan korban bahwa dia sebagai kolonel bisa menjadikan putra korban sebagai anggota TNI AL melalui jalan pintas yaitu membayar Rp 35 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seminggu kemudian, kolonel gadungan itu kembali datang dan meminta Rp 18 juta, karena merasa yakin, korban memberikannya. Berikutnya pelaku meminta lagi Rp 5 juta dan terakhir pelaku minta digenapi Rp 10 juta.
"Itu hasil jual sapi jenis Brahma 2 ekor, menggadaikan tanah Rp 10 juta dan meminjam bank Rp 4 juta dengan pegangan BPKB, sampai sekarang belum bisa bayar," ujar petugas Pengawas SUTT Rembang itu.
Berbulan-bulan berlalu, tidak ada kejelasan soal putra Suyarno. Saat dihubungi, pelaku selalu berkilah bahkan mengaku akan ditugaskan ke Papua. Karena curiga, Suyarno mencari tahu hingga akhirnya sampai di rumah istri muda pelaku di Rembang. Di sana ia mendapat kepastian bahwa Hery bukan kolonel dan hanya seorang petani.
Korban segera melapor ke kantor Denpomal Lanal Semarang. Tidak butuh waktu lama, pelaku pun berhasil dibekuk. Dalam pengakuannya, uang hasil penipuan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membangun rumah.
"Hanya tiga orang yang saya tipu. Sudah saya kembalikan satu orang. Uangnya untuk bangun rumah," ujar Hery.
Ide menipu dengan berpura-pura sebagai anggota TNI AL itu muncul saat melihat seragam loreng tersebut di Pasar Taman Kartini, Rembang. Dengan harga Rp 80 ribu, ia membeli pakaian tersebut dan mulai memalsukan identitas. Tidak hanya itu, setiap kali aksinya ia membawa pistol yang ternyata hanya pistol mainan dari plastik.
"Beli di pasar, saya lihat ada pangkatnya berlambang melati, saya kira itu pangkat kolonel, makanya saya ngaku sebagai kolonel," katanya.
Komandan Lanal Semarang Kolonel laut (P) Rakhmawanto mengatakan kasus tersebut setelah membentuk tim penyelidik beranggotakan unit intel dan Pomal Lanal Semarang hingga akhirnya menangkap pelaku di rumahnya. Nantinya kasus itu akan diserahkan kepada pihak kepolisian yaitu Polres Rembang.
"Karena sesuai tempat kejadian perkara tersebut dan untuk proses penyidikan lebih lanjut," tandas Rakhmawanto.
Selain itu, Rakhmawanto juga mengimbau agara masyarakat jangan terpancing dengan modus penipuan yang mengatakan bisa masuk TNI AL dengan menyogok. Karena dalam penerimaan calon prajurit TNI AL tidak dipungut biaya.
"Jangan mudah terbujuk rayu oleh oknum-oknum yang bisa menjanjikan menjadi calon prajurit TNI AL dengan cara membayar," tegasnya.
(alg/try)