Pelatihan ini dilakukan secara bertahap terhadap PSK di lokalisasi Jarak dan Dolly. Pelatihan bertempat di balai RW setempat diberikan langsung para ahlinya. Selain pelatihan, para PSK juga diberi terapi pengenalan diri dan lingkungan.
Dari pengamatan detikcom, pelatihan yang diberikan oleh pemkot terlihat sepi, karena para PSK dilarang oleh pemilik wisma mengikuti pelatihan buatan kue unyil dan resoles.
Seperti yang terpantau di Balai RW 6 Putat Jaya. Pelatihan hanya diikuti 20 PSK, jumlah ini jauh dari target pelatihan yang diberikan oleh Dinsos Surabaya sebanyak 40 orang.
Hal yang sama juga terjadi di Balai RW 10 Kupang Gunung. Di tempat ini, dari target 60 PSK hanya 32 orang yang ikut pelatihan. Meski tidak memenuhi target, para PSK tampak antusias mengikuti pelatihan meski beberapa diantaranya acuh dan menyendiri.
"Bu ini sepertinya sudah matang," kata Dini, salah satu PSK Jarak kepada instruktur pembuatan kue basah di Balai RW 10, Rabu (2/4/2014).
Sementara Kabid Rehabsos Dinas Sosial Kota Surabaya, Dedy Sosialisto mengatakan, pelatihan yang diberikan merupakan salah satu upaya pihaknya sebelum menutup Lokalisasi Jarak dan Dolly. Dengan harapan bisa menjadi keterampilan tersendiri bagi PSK dan bisa mandiri usai lokalisasi ditutup.
"Pelatihan dan terapi kami menggandeng pihak terkait seperti akademisi dan instansi pendidikan seperti sekolah kuliner yang akan mengajari para PSK membuat masakan maupun kue," katanya.
Dedy menambahkan, pelatihan yang dilakukan kali ini merupakan gelombang kedua setelah yang pertama dilakukan pada Maret 2014. "Jumlah yang sekarang jauh lebih banyak dibanding gelombang pertama yang hanya diikuti beberapa orang dari target yang kita tetapkan," pungkas dia.
(bdh/bdh)