Salah satu jurusnya adalah memastikan ketersediaan sumberdaya air, mengingat air adalah faktor vital bagi sektor pertanian. Pembangunan saluran irigasi pun gencar dilakukan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo menuturkan, setidaknya pembangunan saluran irigasi sejak 2011 hingga kini telah dibangun lebih dari 1000 titik, yang mencapai hampir 2 ribu kilometer (km) saluran tersier. Dan pada 2014 ini akan dioptimalkan pembangunan pada 500 titik irigasi.
Ratusan titik itu dioptimalkan pada daerah poros yang diukur dengan tingkat kebutuhan dan analisis teknis. Diantaranya, Kecamatan Tegaldlimo, Glenmore, Singojuruh, Kalibaru, Muncar dan Cluring.
"Dengan adanya pembenahan irigasi tersier ini, petani bisa efisiensi waktu distribusi air. Air masuk ke petak sawah bisa hemat waktu hingga 2 hari, sehingga manfaatnya terasa ke petani langsung," kata Guntur Priambodo saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (2/4/2014).
Tidak hanya saluran tersier, saat ini juga telah dibangun Waduk Bajulmati yang diharapkan bisa mendukung intensifikasi dan ekstensifikasi lahan seluas 1.800 hektar. Meski begitu, pria yang juga sebagai Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Jatim itu menambahkan, untuk ukuran ketercukupan pengairan di seluruh area tanam di Banyuwangi yang mencapai 65 ribu hektar itu masih dibutuhkan kurang lebih 4 ribu km saluran irigasi.
"Kondisi cukup jika ada 4 ribu km lagi, jadi total 6 ribu km saluran tersier. Itu untuk mengairi 65 ribu hektar luasan area tanam di Banyuwangi," imbuhnya.
Pengairan memang berkaitan erat dengan hasil pertanian. Bupati Anas juga saat ini terus memperluas penerapan system of rice intensification (SRI) dengan pupuk organik dan menjaga pasokan air. Banyuwangi saat ini masih surplus beras sekitar 260.000 ton per tahun.
"Tantangan konversi lahan pertanian luar biasa. Kami bekerja keras menjaga lahan pertanian dengan sejumlah regulasi, termasuk zonasi, lahan abadi, dan aturan ketat untuk pengembangan sektor properti. Kita siapkan lahan abadi 61.000 hektar yang tak boleh diganggu-gugat," jelas Anas.
Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai kisaran 47 persen dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,5 persen sampai 6 persen per tahun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata di Jatim yang hanya sekitar 2,5 persen.
"Untuk menggenjot sektor pertanian, kami juga menyiapkan insentif irigasi bagi pelaku usaha yang mau mengembangkan lahan pertanian di Banyuwangi," pungkas Bupati Anas.
(bdh/bdh)