Menurut Kapolsek Trowulan, Kompol I Putu Mataram, korban pertama kali ditemukan putri bungsunya dalam kondisi tergantung dengan menggunakan seutas kain jarik di dapur rumahnya. Saat ditemukan, kondisi korban sudah tidak bernyawa dengan lidar menjulur keluar.
"Setelah kami lakukan pemeriksaan fisik luar bersama dokter di TKP, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Hanya luka bekas jeratan di lehernya akibat tergantung," jelas Putu kepada detikcom, Rabu (2/4/2014).
Sebelumnya, korban sempat dua kali melakukan percobaan bunuh diri. Pertama, perempuan yang sehari-hari menjadi buruh tani ini sempat menceburkan diri ke sebuah sumur milik tetangganya. Kedua, korban sempat menabrakkan diri ke kendaraan yang melintas di jalan depan rumahnya. Beruntung usahanya berhasil digagalkan warga sekitar.
"Murni bunuh diri, motifnya diduga korban mengalami tekanan ekonomi sejak ditinggal mati suaminya. Beberapa bulan terakhir kondisi kejiawaannya terganggu, seperti ngomel sendiri dan sering melamun," imbuh Putu.
Putu menambahkan, korban ditinggal mati suaminya sekitar 1,5 tahun lalu. Sejak saat itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, korban dibantu putri bungsunya yang bekerja di sebuah pabrik sepatu. Pasalnya, anak korban yang lain sudah berumah tangga. Sebelum dimakamkan, korban dibawa ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo untuk diotopsi.
(bdh/bdh)