.webp)
Risma menganggap selama ini kendaraan yang melintas dari Margorejo arah Tandes dan sebaliknya terlalu berbahaya saat melintasi perlintasan kereta.
Risma lantas menghubungi Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Eddi, usai meninjau lokasi kondisi lalu lintas di kawasan tersebut. Namun karena Eddi sulit dihubungi, Risma menghubungi melalui handytalkie (HT).
"Pak Eddi harus kasih traffic light karena bahaya. Soalnya jaraknya pendek. Kalau yang ke arah barat (box culvert) siapkan 2015 ya Pak Eddi. Untuk 2014 dikasi speed trap. Dari Balongsari-Margomulyo tolong dikoneksikan dengan kereta api," ujar Risma kepada Eddi saat berbincang-bincang melalui HT, Selasa (1/4/2014).
Risma juga meminta kepada Eddi agar jalur lalu lintas depan SPBU Tandes diberlakukan satu arah agar tidak terjadi kepadatan. "Itu yang di depannya SPBU kasih satu arah. Jadi masuk dari box culvert (arah barat, keluarnya nanti dari Kecamatan Tandes," katanya.
Pemasangan traffic light, kata Risma, juga disiapkan untuk mengantisipasi selesainya pengerjaan box culvert yang ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Untuk anggaran pemasangan traffic light, Wali Kota Risma mengaku akan menggunakan PAK 2014. "Kalau sudah selesai 2015, makanya kita harus siap dan pasang. Serta akan kita cek kalau PAK nututi pakai PAK. Jangka pendek akan kita pasang TL biasa dan speed trap. Kalau TL biasa tidak konek dengan pintu perlintasan," ungkap Risma.
Risma mengungkapkan, traffic light di Surabaya yang terkoneksi dengan pintu perlintasan kereta api merupakan satu satunya dan pertama kali.
"Itu tidak ada lo, baru Surabaya yang pakai bisa dicek di Jakarta tidak ada, makanya di Jakarta sering terjadi kecelakaan. Karena ketika pintu ditutup sekian ratus meter lampu akan menyala merah seperti traffic light di Margorejo-Ahmad Yani maupun di Jemursari-Ahmad Yani," pungkas alumus ITS jurusan arsitektur ini. (ze/fat)
