Pernyataan seperti ini disampaikan salah seorang mahasiswi Indonesia yang tengah mengambil studi linguistik di Universitas Leiden, Belanda, saat sesi tanya jawab dengan Wakil Presiden Boediono, usai memberikan kuliah umum di aula universitas, Rabu (26/3/2013).
Lalu, bagaimana Pak Boed, sapaan akrab Wapres Boediono, menanggapi itu?
Menurut Boediono, sebuah proses demokrasi jangan hanya dilihat dari satu sudut pandang yang kelam saja. Demokrasi juga harus dilihat dari sudut pandang yang terang.
"Bila dilihat dari sudut pandang yang gelap, maka setiap orang akan menyerah pada demokrasi," kata Boediono.
Wapres optimistis proses demokrasi di Indonesia kian bertambah dewasa. Tolok ukur yang dilihatnya adalah keberhasilan beberapa pimpinan daerah yang menang dalam Pilkada tanpa politik uang, namun lebih kepada keberhasilan menarik simpati pemilih.
"Seperti Wali Kota Bandung, Wali Kota Surabaya, dan Gubernur Jakarta," kata Boediono.
Mengakhiri jawaban, Boediono menggambarkan tren kampanye yang mulai beralih ke IT ketimbang mengumulkan massa seperti pada kampanye-kampanye periode sebelumnya.
(ahy/ndr)