Seperti mantan Kadis Perhubungan, Udar Pristono yang belakangan dilanda kasus pengadaan bus baru TransJakarta yang rusak. Ahok tak menjelaskan secara rinci alasan mutasi tersebut. Namun ia memastikan bukan karena kasus pengadaan bus.
"Sebelum kasus bus ini (rencana mutasi). Sebelum banjir kita sudah ada rencana perombakan, mungkin Pak Gubernur ngerasa dia agak lambat gitu," tutur Ahok di kantornya, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2014).
Selain Pristono, pejabat yang dinilai bermasalah adalah mantan Kadis Kebersihan Unu Nurdin dan mantan Kadis Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto. Unu disorot terkait kasus dugaan penyimpangan pengadaan 200 truk sampah yang ditolak DPRD DKI. Sementara Taufik tercoreng kasus dugaan kecurangan sistemik lelang jabatan Kepala Sekolah.
Mantan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Anas Effendi juga turut dimutasi. Pria yang sebelumnya menjabat Wali Kota Jakarta Selatan ini akan diangkat menjadi Wali Kota Jakarta Barat.
"Orang kan bisa berubah. Setelah dia baca-baca buku di perpustakaan jadi mengerti bagaimana menjadi wali kota yang baik. Di sekolahin dulu di perpusatakaan," canda Ahok kepada wartawan saat ditanya mengenai alasan pengangkatan kembali Anas Effendi sebagai wali kota.
Ahok mengatakan, kinerja para kepala dinas tersebut selalu dipantau oleh Jokowi. Sehingga pejabat yang dinilai bidang kerjanya tidak cocok atau tidak dapat mengikuti ritme kinerja Jokowi-Ahok akan tersingkir.
"Pak Gubernur kan tahu karena dia di lapangan," tutupnya.
(kff/mok)