"Sebelum ini Jalan Raya Serpong yang terdiri dari 3 lajur, di mana dalam kondisi macet parah, para pengendara biasanya bikin jadi 4 jalur, tapi semenjak ada proyek galian saluran air ini, cuma tersisa 2 lajur," keluh warga Serpong, Indra Fauzi, dalam surat elektroniknya ke redaksi@detik.com, Kamis (13/2/2014).
Sudah 2 bulan ini tak ada aktivitas penyelesaian proyek. Bekas galian terbengkalai begitu saja. Sayangnya pemerintah setempat seolah tak ada perhatian.
"Sudah beberapa kali mobil, motor dan juga truk terperosok ke bekas galian, karena masih ada beberapa titik yang belum di beton atau ditutup permanen," terang Indra.
Lubang bekas galian hanya ditutupi seadanya, dengan tanah bekas galian. Yang membuat rawan di saat kondisi hujan, kondisi tanah lembek dan para pengendara yang tak tahu, sering terperosok.
"Yang sangat disayangkan, kenapa bikin galian saluran air ini di lajur 1 jalan raya serpong sehingga saat proyek terlantar gini, otomatis 1 lajur nggak bisa dipergunakan masyarakat," tuturnya.
"Kalau seandainya Jalan Raya Serpong masuk wilayah DKI, saya yakin Jokowi sudah negur para pejabatnya atas proyek nggak selesai ini," tambahnya lagi.
(ndr/gah)