Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Saat itu korban yang mengendarai City Car nopol B 1261 U0J pulang dari acara makan-makan bersama anak buahnya di Desa Masangan.
Saat melintas di atas rel dari arah utara ke selatan, korban tak menyadari ada KA Sri Tanjung kelas ekonomi jurusan Banyuwangi-Jogjakarta melesat dari arah timur. Saat itu, menurut saksi, terdengar suara musik dari dalam mobil.
"Saya waktu itu sedang memberi minum burung peliharaan saya, tapi tiba-tiba saya melihat mobil putih melaju cukup kencang ke arah rel, padahal saya tahu ada kereta yang juga akan sampai di perlintasan. Saya teriak beberapa kali, tapi sopir kendaraan tidak menggubrisnya," ungkap Syafiudin (42), seorang saksi mata.
Meski sudah diteriaki, korban tetap melintasi rel sehingga mobilnya langsung disambar KA. Mobil putih tersebut terseret puluhan meter sebelum akhirnya masuk ke sawah. Sementara korban tewas di lokasi.
"Begitu sampai di perlintasan, kereta langsung menyeret mobil itu hingga jatuh ke sawah," pungkasnya.
Kepala Stasiun Bangil, Supriyanto, mengatakan meski tak berpalang pintu seharusnya pengemudi lebih waspada melintas di atas rel. Sebab beberapa meter dari rel kereta sudah terpasang rambu-rambu yang sangat lengkap.
"Rambunya juga berfungsi dengan baik, sehingga mungkin korban tidak melihatnya. Saya imbau agar masyarakat lebih berhati-hati apabila melewati perlintasan kereta api, apalagi yang tak berpalang pintu," katanya.
(fat/fat)